Langsung ke konten utama

Ada Apa dengan MONey DAY?




Bagi yang sudah bekerja atau sudah pernah magang di perusahaan, pasti akan senyam-senyum membaca judul ini. Seakan sudah mengeahu seisi dan alur jalan cerita ini. Haha. Mari kita lanjutkan.

Jam 16.00 WIB ketika jam kantor akan berakhir, sudah mulai bisikan dari bilik-biliki dan sudut-sudut kantor.

“Eh entar malem mau kemana?”
“Weekend ini kemana?”
“Eh main yuk!”
“Yes besok libur!”
“It’s Fridayyyyyy…”

Yaya.. kurang lebih seperti itulah bunyi. Sebelum jam kerja berakhir, biasanya sudah ditanyakan atau menanyakan mau kemana saat akhir pekan atau intinya adalah mengajak refreshing. Sekilas terlihat biasa. Tidak ada yang salah. Eitss.. tunggu dulu.

Kita sudah tidak asing mendengar ungkapan do what you love, love what you do. Namun ungkapan tersebut menjadi paradoks dengan realita kebanyakan orang menyambut akhir pekan. Kebanyakan mereka akan sangat senang bekerja di hari Jum’at karena mereka tau bahwasanya besoknya adalah hari libur. Padahal jika seseorang benar-benar mencintai pekerjaannya akan selalu mencintai waktu kapanpun pekerjaan itu dilakukan. Dengan kata lain, tidak ada akhir pekan bagi orang-orang besar, karena kebanyakan mereka baru melakukan pekerjaan di saat kebanyakan orang memilih liburan. Memang aneh. Mereka sering diistilahkan dengan kaum 5%.

Jam menunjukan pukul 17.00 di hari minggu. Wajah mulai mengkerut, tanda akhir pekan akan berakhir. Jatah bersenang-senang sudah habis. Saatnya mempersiapakan segala sesuatu yang akan dibawa di hari Senin (Monday/MONey DAY).

Taukah kamu pada hari apa banyak orang meninggal karena serangan jantung?

Dalam suatu survei menunjukkan bahwa hari senin, tepatnya sekitar pukul 08.00-09.00 pagi banyak orang mengalami serangan jantung yang berakhir pada kematian. Jika diamati, bertepatan dengan waktu apakah itu?

Ya! Bertepatan dengan orang memulai kerja kembali setelah menghabiskan waktu di akhir pekan.

Apa hubungannya?

Jawabannya sederhana, yakni tidak sedikit para pekerja mendapati stress dalam bekerja, berkas menumpuk, target yang menjadi momok kolega kantor yang menyebalkan, dikejar deadline, atasan yang tidak ramah, dan lain sebagainya. Terus terjadi setiap pekan. Tanpa disadari, rutinitas kerja seperti itu telah membunuh seseorang.

Melansir National Heart, Lung, and Blood Institute, serangan jantung terjadi ketika aliran darah yang kaya oksigen ke bagian otot jantung tiba-tiba tersumbat sehingga jantung tidak dapat mendapatkan oksigen. Peristiwa ini disebut juga dengan Morning surge, yaitu kondisi ketika tekanan darah meningkat di pagi hari.

Berdasarkan hasil penelitian dari jurnal Heart yang mempelajari lebih dari 800 pasien serangan jantung di Spanyol, serangan jantung yang terjadi di pagi hari cenderung lebih buruk daripada mereka yang mengalami serangan jantung pada siang dan malam. Mereka menemukan bahwa 21% kematian pada kasus yang mereka kumpulkan terjadi pada pagi hari.

Hellosehat.com menyebutkan, ada sekitar 17,7 juta orang di dunia meninggal dunia pada 2016 akibat penyakit jantung. Sebanyak 80% dari angka tersebut disebabkan oleh serangan jantung mendadak. Tentu, kejadian ini tidak diingankan oleh setiap orang. Namun kabar baiknya, kematian tidak memberi rambu pada seseorang yang masih bernyawa. Karena kematian merupakan rahasia yang Maha Kuasa.

Penelitian yang dilakukan oleh Profesor Harvard bernama Shawn Achor, membahas tentang Happines Advantage, dimana dijelaskan bahwa 75% penyebab sukses dalam bekerja adalah rasa bahagia. Bukan karena seberapa pintarnya seseorang , bukan karena seberapa bertalentanya seseorang, dan bukan karena seberapa giatnya seseorang dalam bekerja. Tapi karena seberapa bahagianya seseorang dalam bekerja. Ketika seseorang merasa bahagia, maka intelegensi, creativitas, produktivitas, serta pendapatan seseorang akan meningkat.

Lalu, bagaimana cara bahagia dalam bekerja?

Salah satu caranya adalah dengan kamu mengatur waktumu kapan mau memulai dan mengakhiri suatu pekerjaan.

And Yes! Being An Smart Entrepreneur!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

7 Jenis Barang Laris Untuk Anak Boarding/Asrama/Pesantren

Siapa bilang kalo anak boarding itu gak bisa jualan. Salah besar kalo kamu berpresepsi seperti itu. Buktinya sudah banyak yang mencibanya dan berhasil. Sekarang giliran kamu. Untuk mengisi luang, ingin mencari pemasukan tambahan atau hanya sekedar menjalankan hobi, kamu bisa berjualan di lingkungan sekolahmu. Tapi..sebelum berjualan kamu harus mempunyai target pasar sehingga kamu mengetahui barang apa yang harus kamu jual. Baik, saya akan berbagi pengalaman kepada kamu barang apa saja yang kira-kira laku di lingkungan asrama/boarding. Ini berdasarkan pengalaman lho..  (sudah teruji)  1.   Jualan Makan Gopek-an Bagi pemula, kmau bisa mencoba berjualan makan ringan yang harganya murah, yang satuannya Rp. 500,- contoh barangnya seperti chocolates, Gerry, better, fullo, dll (bukan untuk promosi, Cuma contoh semata) jika kamu mengambil satu packnya ke agen makanan ringan, harganya kisaran Rp. 20.000,- dalam satu pack biasanya berisi 22 buah snack gopean. Walaupun unt...

Hey! Sangsaka Kita Berkibar di Port Said

Seperti biasa, pelabuhan Port Said, Mesir disibukkan oleh aktivitas buruh dan penduduk sekitar yang sedang sibuk mencari nafkah untuk keluarganya. Aku dibuat kagum oleh mereka pada saat gotong royong membatu satu dengan yang lain. Betapa semangatnya mereka walaupun terik terus menggigit kulit. Aku pun terus berjalan di pinggir lautan ini. Ketika kaki mulai terarasa letih, aku menyempatkan diri beristirahat di sebuah kedai kecil di pinggiran pelabuhan. Sambil menikmati awan biru, secangkir teh habis diteguk. Sesaat setelah membayar pesanan, masyarakat pelabuhan dihebohkan dengan kedatangan tamu yang tak diundang. Mereka berkerumun di sekitar dermaga. Aku bergegas kesana. Terlihat kapal Volendam milik Belanda melaju menuju gerbang Terusan Suez. Salah seorang dari buruh berlari ke dermaga sebelah sambil diikuti oleh beberapa temannya. Tanpa disangka, mereka, buruh yang beraliansi dengan 'Ikhwanul Muslimin' bergerak maju bersama para buruh yang lain menggunakan motor-m...

Kisah Bisnis Anak Kelas Lima SD, Berawal Dari Berjualan Buku

Kala itu aku duduk di bangku  kelas lima SD. Aku tergoglong siswa yang biasa-biasa saja.  Namun aku memiliki satu kegemaran yang sangat aku sukai, yaitu berbisnis. Bagiku, bisnis adalah permainan yang sangat menyenangkan. Karena kita mempromosikan produk yang akan kita jual kepada pembeli dengan gaya bahasa yang membuat mereka harus membeli produk kita. Tiap sore sehabis pulang sekolah, aku akan melanjutkan aktivitasku pada sore harinya di taman pelajaran Al Quran, biasanya disingkat dengan TPA. Pernah ketika lembaga yang ku ikuti ini mengadakan sebuah perlombaan yang mengasaha skill entepreneurship. Kita diberi waktu dalam satu bulan memasarkan buku Valentino Dinsi yang berjudul “Ajari Anak Bisnis Sejak Dini”. Beliau seorang entrepreneur yang cukup terkenal dengan buku pertamanya “ Jangan Mau Jadi Orang gajian Seumur Hidup” sekaligus  beliau juga sebagai founder Let’s Go Indonesia. Harga per bukunya Rp. 45.000 rupiah dan dari setiap penjualan kita akan mendapatkan ...