Langsung ke konten utama

Equity Crowdfunding, Solusi Pendanaan Usaha & Pengembangan Investasi




Persoalan pendanaan masih sering terjadi, khususnya pada pelaku UMKM yang ingin mengembangkan usahanya. Pasalnya, ada satu mantra sakti yang sering menjadi kendala saat pelaku usaha melakukan pengajuan modal kepada pihak bank, yaitu jaminan. Apa jadinya jika jaminan yang dimiliki nilainya kurang dari biaya yang dibutuhkan? Tentu, bank akan keberatan untuk menggelontorkan modalnya, ditambah lagi dengan kondisi ekonomi Indonesia yang sedang tidak menentu. Semua harus serba hati-hati dan waspada. Jika demikian, bagaimana mungkin ekonomi negara berkembang secara agresif jika pendanaan untuk pelaku usaha masih menjadi kendala. Rasanya seperti berjalan ke gang buntu.

Ketika cara tradisional bank dinilai sudah tidak efektif dan efisien lagi, solusi pengembangan ekonomi dalam hal pendanaan terus bermunculan. Melalui laporan pertumbuhannya, Financial Technology di Indonesia memiliki laju yang sangat pesat  dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini. Tercatat bahwa penggunaan fintech secara berurutan didominasi oleh penggunaan payment (39%), lending (24%), agragator (11%), crowdfunding (8%), personal planning (7%), dan lain-lain (11%).

Angin segar untuk pelaku UMKM hadir di akhir 2018 ketika perusahaan fintech Equity Crowdfunding mulai bermunculan di Indonesia. Secara istilah, equity adalah istilah yang sering digunakan dalam bisnis dan keuangan yang merujuk pada hak kepemilikan usaha berdasarkan modal  yang diberikan, atau popular dengan istilah “saham”. Sedangkan crowdfunding adalah kegiatan urun dana atau patungan. Mungkin di antara kita sering melakukan hal ini, misal patungan membelikan hadiah, membelikan makanan, sedekah dan sebagainya. Sederhananya, Equity Crowdfunding  dapat dikatakan sebagai kegiatan patungan modal bisnis dalam bentuk saham. Jadi, melalui kegiatan ini, setiap orang memiliki kesempatan untuk urun dana untuk membeli kepemilikan atau saham suatu bisnis. Pemilik saham berhak untuk mendapatkan bagi hasil dari bisnis yang didanai sesuai kepemilikan saham yang dimiliki.

Santara (santara.co.id) menjadi satu-satunya pemain Equity Crowdfunding yang telah memperoleh izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan kehadiran Santara, ada keuntungan yang diperoleh bagi pelaku usaha, yakni semakin terbuka lebar peluang mendapatkan pendanaan untuk mengembangkan usahanyanya. Sedangkan keuntungan untuk para investor, yaitu opsi penanaman modal semakin banyak. Kini, para investor tidak hanya membeli saham dari perusahaan-perusaan besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), melainkan juga dapat membeli kepemilikan saham usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sejak Agustus 2018 hingga saat ini, Santara telah menyalurkan dana sebesar Rp. 8 miliar kepada 12 UMKM yang bergerak di bidang perikanan, peternakan, property, dan kuliner.

Equity Crowdfunding adalah solusi bagi anda yang ingin memiliki penghasilan bisnis yang sudah berjalan. Di sisi lain, pelaku usaha juga terbantu karena memiliki alternatif pendanaan yang lebih adil. Karena di Equtiy Crowdfunding, penerbit cukup berbagi hak kepemilikan usahanya seperti melakukan bagi hasil usaha setiap periode tertentu. Jadi, tertarik mencobanya?


Referensi:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

7 Jenis Barang Laris Untuk Anak Boarding/Asrama/Pesantren

Siapa bilang kalo anak boarding itu gak bisa jualan. Salah besar kalo kamu berpresepsi seperti itu. Buktinya sudah banyak yang mencibanya dan berhasil. Sekarang giliran kamu. Untuk mengisi luang, ingin mencari pemasukan tambahan atau hanya sekedar menjalankan hobi, kamu bisa berjualan di lingkungan sekolahmu. Tapi..sebelum berjualan kamu harus mempunyai target pasar sehingga kamu mengetahui barang apa yang harus kamu jual. Baik, saya akan berbagi pengalaman kepada kamu barang apa saja yang kira-kira laku di lingkungan asrama/boarding. Ini berdasarkan pengalaman lho..  (sudah teruji)  1.   Jualan Makan Gopek-an Bagi pemula, kmau bisa mencoba berjualan makan ringan yang harganya murah, yang satuannya Rp. 500,- contoh barangnya seperti chocolates, Gerry, better, fullo, dll (bukan untuk promosi, Cuma contoh semata) jika kamu mengambil satu packnya ke agen makanan ringan, harganya kisaran Rp. 20.000,- dalam satu pack biasanya berisi 22 buah snack gopean. Walaupun unt...

Hey! Sangsaka Kita Berkibar di Port Said

Seperti biasa, pelabuhan Port Said, Mesir disibukkan oleh aktivitas buruh dan penduduk sekitar yang sedang sibuk mencari nafkah untuk keluarganya. Aku dibuat kagum oleh mereka pada saat gotong royong membatu satu dengan yang lain. Betapa semangatnya mereka walaupun terik terus menggigit kulit. Aku pun terus berjalan di pinggir lautan ini. Ketika kaki mulai terarasa letih, aku menyempatkan diri beristirahat di sebuah kedai kecil di pinggiran pelabuhan. Sambil menikmati awan biru, secangkir teh habis diteguk. Sesaat setelah membayar pesanan, masyarakat pelabuhan dihebohkan dengan kedatangan tamu yang tak diundang. Mereka berkerumun di sekitar dermaga. Aku bergegas kesana. Terlihat kapal Volendam milik Belanda melaju menuju gerbang Terusan Suez. Salah seorang dari buruh berlari ke dermaga sebelah sambil diikuti oleh beberapa temannya. Tanpa disangka, mereka, buruh yang beraliansi dengan 'Ikhwanul Muslimin' bergerak maju bersama para buruh yang lain menggunakan motor-m...

Kisah Bisnis Anak Kelas Lima SD, Berawal Dari Berjualan Buku

Kala itu aku duduk di bangku  kelas lima SD. Aku tergoglong siswa yang biasa-biasa saja.  Namun aku memiliki satu kegemaran yang sangat aku sukai, yaitu berbisnis. Bagiku, bisnis adalah permainan yang sangat menyenangkan. Karena kita mempromosikan produk yang akan kita jual kepada pembeli dengan gaya bahasa yang membuat mereka harus membeli produk kita. Tiap sore sehabis pulang sekolah, aku akan melanjutkan aktivitasku pada sore harinya di taman pelajaran Al Quran, biasanya disingkat dengan TPA. Pernah ketika lembaga yang ku ikuti ini mengadakan sebuah perlombaan yang mengasaha skill entepreneurship. Kita diberi waktu dalam satu bulan memasarkan buku Valentino Dinsi yang berjudul “Ajari Anak Bisnis Sejak Dini”. Beliau seorang entrepreneur yang cukup terkenal dengan buku pertamanya “ Jangan Mau Jadi Orang gajian Seumur Hidup” sekaligus  beliau juga sebagai founder Let’s Go Indonesia. Harga per bukunya Rp. 45.000 rupiah dan dari setiap penjualan kita akan mendapatkan ...