Langsung ke konten utama

KONFERENSI NIAT


Sumber gambar: https://www.quora.com/

Tulisan ini akan membahas sesuatu hal yang tidak terlihat wujudnya, tapi ada kehadirannya. Salah di awal, maka seluruh pekerjaan bisa terkena imbasnya. Saking penting posisinya dalam kehidupan, Imam Nawawi menempatkan posisi hadist mengenai niat di urutan pertama pada kitab karangannya yang berjudul Al-Arba'in An-Nawawiyah. Adapun potongan hadistnya sebagai berikut:

“Semua amal itu tergantung niatnya dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya.”

Yap, niat begitu penting!

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), niat adalah maksud atau tujuan suatu perbuatan, kehendak (keinginan dalam hati) akan melakukan sesuatu. Sedangkan dalam bahasa Arab, niat (نية) adalah keinginan dalam hati untuk melakukan suatu tindakan.

Satu pertanyaan untuk kita bersama, pernahkah kamu berpikiran bahwa orang-orang yang kamu temui setiap hari harus mengerti dan paham atas setiap tindakan yang kamu lakukan? Wah, kalau seperti itu, hidup kita tidak akan nyaman dan tenang. Justru akan menjadi beban. Sebab, kita akan selalu ingin dipandang positif oleh khalayak orang yang melihat kita. Kawan, tidak seperti itu!

Dalam berbuat baik, kita tidak perlu memperhatikan perspektif orang terhadap kita. Jika kita ingin melakukan kebaikan, maka lakukan saja. Kebaikan yang dilakukan oleh kita, tidak selamanya dipandang baik oleh orang lain. Ada yang mau jadi pribadi berprestasi karena dia sadar orang tuanya sudah menunggu kesuksesannya, maka ia belajar sungguh-sungguh untuk memperbaiki nilai dan dirinya, justru dibilang sok pinter oleh orang lain. Ada yang lagi punya masalah keuangan keluarga, makanya dia harus kerja keras agar jadi orang kaya, tapi malah dibilang sok kaya dan selalu mengejar duniawi. Lucu dan mungkin juga menggemaskan. Tapi itu sudah menjadi hukum alam. Maka, kita pernah mendengar istilah air susu dibalas air tuba bukan?  Kecewa? Tidak perlu.

Tempat niat adalah di dalam hati, dan Imam An Nawawi berkata,”Tidak ada khilaf dalam hal ini.” Ibnu Taimiyyah mengatakan,”Niat tidaklah dilafadzkan.” Dan jelas bagi kita bahwa niat adalah amalan hati dan bukan amalan dzahir.

Jadi, bagi yang sedang berjuang dengan mimpi-mimpinya, lanjutkan saja perjuanganmu! Kamu tidak perlu begitu menghargai opini-opini negatif orang lain yang ditujukan padamu. Mereka itu tidak mengerti dan tidak harus mengerti atas apa yang kamu lakukan. Mereka pun bukanlah orang yang menanggung seluruh tanggunganmu, kan?

Kebaikan itu akan menang, kawan. Jangan pernah melakukan kebaikan dengan mengharap ekspektasi besar dari manusia. Ingat! Niat adalah amalan hati dan itu perlu dijaga. Maka dengan ini, konferensi niat dibatalkan. Tetap fokus pada tujuan, kawan!





Komentar

Postingan populer dari blog ini

7 Jenis Barang Laris Untuk Anak Boarding/Asrama/Pesantren

Siapa bilang kalo anak boarding itu gak bisa jualan. Salah besar kalo kamu berpresepsi seperti itu. Buktinya sudah banyak yang mencibanya dan berhasil. Sekarang giliran kamu. Untuk mengisi luang, ingin mencari pemasukan tambahan atau hanya sekedar menjalankan hobi, kamu bisa berjualan di lingkungan sekolahmu. Tapi..sebelum berjualan kamu harus mempunyai target pasar sehingga kamu mengetahui barang apa yang harus kamu jual. Baik, saya akan berbagi pengalaman kepada kamu barang apa saja yang kira-kira laku di lingkungan asrama/boarding. Ini berdasarkan pengalaman lho..  (sudah teruji)  1.   Jualan Makan Gopek-an Bagi pemula, kmau bisa mencoba berjualan makan ringan yang harganya murah, yang satuannya Rp. 500,- contoh barangnya seperti chocolates, Gerry, better, fullo, dll (bukan untuk promosi, Cuma contoh semata) jika kamu mengambil satu packnya ke agen makanan ringan, harganya kisaran Rp. 20.000,- dalam satu pack biasanya berisi 22 buah snack gopean. Walaupun unt...

Langkah-Langkah Menjadi Technopreneur

Buat kaum muda, jangan heran kalo sekarang orang-orang pada susah cari kerja. Soalnya jumlah lapangan kerja sudah tidak mampu menampung jumlah populasi penduduk yang kian bertambah. Sekedar informasi, kemajuan sebuah Negara itu dipengaruhi minimal dengan 2% entrepreneur . Saatnya kita beralih dari pencari kerja menjadi pencipta kerja. Tentunya dengan memanfaatkan teknologi modern kini. Berikut langkah-langkah untuk menjadi Technopreneur: 1. Pahami teknologi, seiring pesatnya perkembanganan teknologi, kita harus memahami penggunaan teknologi khususnya dunia maya. Dengan menggunakan internet, orang akan lebih mudah memasarkan barang dagangannya karena setiap harinya ada jutaan pengunjung internet. Sebagai contoh situs yang berselogan The large Indonesian Community, Kaskus. Dengan internet, orang bisa memasarkan barang ke seluruh penjuru tanpa harus mendatangi satu persatu. Cukup mudah bukan? 2. Kenali pasar, dalam berbisnis juga kita harus tau siapa yang akan membeli barang...

KEMBALI BANGKIT

Sumber gambar:  https://www.the1thing.com Manusia adalah ciptaan Tuhan yang sempurna. Ia bisa lebih mulia dari malaikat. Bisa pula lebih hina dari binatang. Padanya terdapat akal dan hati untuk berpikir dan merenungi sesuatu. Kadang bersemangat, kadang pula malas. Ya, itulah manusia, makhluk yang sewaktu-waktu dapat berubah keadaannya. Menjadi baik, pun sebaliknya, menjadi buruk. Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita sering   melihat kejadian tersebut pada orang-orang di sekeliling kita. Suatu ketika, ia bisa begitu bersemangat ketika mengerjakan sesuatu, namun bisa malas untuk menyelesaikannya. Bisa jadi hal tersebut tidak jarang terjadi pada kita. Adapun perubahan kondisi manusia bukan tanpa sebab. Menurut IDN Times, hilangnya semangat atau motivasi disebabkan oleh beberapa hal berikut; merasa tidak ada progres yang baik, terlalu fokus sama kesalahan, takut gagal, bekerja terlalu keras, kebiasaan menunda-nunda, dan membandingkan diri sendiri dengan orang lain...