Langsung ke konten utama

Jangan Membusuk!

Foto: https://www.dreamstime.com

“Stay hungry, stay foolish.” -Steve Jobs

Mungkin engkau pernah mendengar sebuah nasihat, jangan pernah merasa matang, karena kalau sudah matang nanti jadi busuk. Maksudnya, ketika seseorang telah merasa pintar, ia akan mencukupkan dirinya dan enggan untuk belajar kembali sehingga ilmunya tidak bertambah. Itulah pelajaran yang dapat diambil dari filosofi buah. Mengenai hal tersebut, saya dihadapkan dengan peristiwa hikmah kemarin dan hari ini. Tanpa maksud untuk merendahkan atau melebihkan seseorang, tulisan ini murni untuk mengumpulkan hikmah yang berserak. Bila terdapat kesamaan cerita atau peran, anggaplah sebuah skenario Tuhan, dan Dia lah sebaik-baiknya pembuat rencana.

Jadi, beberapa hari lalu salah seorang mentor bisnis saya memperlihatkan satu dua halaman sebuah buku ke dalam grup. Pesan yang tertera di buku tersebut akan mengajak merenung siapa pun pembacanya. Singkat cerita, saya pun menanyakan judul dari buku tersebut ke mentor saya yang memperlihatkan halaman buku tersebut. Bagi saya buku tersebut sangat menarik untuk dibaca. Namun, ia tidak langsung menjawabnya, yang ada malah saya ditanya balik mengapa saya bertanya dan terjadilah percakapan melalui teks yang cukup panjang. Pada akhirnya saya pun mengetahui judul yang luar biasa itu.

Beberapa hari selanjutnya, saya pergi ke Gramedia untuk mencari buku tersebut sembari melepas penat dari tugas ngejurnal yang belum selesai. Saya pun mencari dimana letak buku yang sudah saya ketahui judulnya itu.  Rak demi rak saya telusuri. Hingga pada akhirnya saya dapatkan buku tersebut dengan posisi ditumpuk. Merah, tidak terlalu tebal, berukuran 18 X 11 cm. Aha! Tanpa pikir panjang saya langsung mengambilnya dan membayar buku tersebut. Kemudian saya pergi ke food court belakang kampus untuk melahap halaman demi halamannya sembari menunggu datangnya waktu maghrib.

Baru halaman pendahuluan saya baca, saya dapat menyimpulkan bahwa buku ini isinya daging informasi yang dibutuhkan bagi seorang pembisnis yang ingin menjadi super kaya. Buku tersebut ditulis dalam kurun waktu dua jam oleh penulis yang berpengalaman dalam melipatgandakan kekayaan selepas ia mengikuti acara seminar dan menghasilkan kesimpuan bahwa orang kaya harus membuat orang lain kaya juga. Luar biasa! Itulah kesan pertama saya saat membaca buku tersebut. Saya pun larut dalam keasyikan membaca. Padahal saya memiliki seabrek tugas.

Malamnya, saya men-screen shot satu dua halaman dari buku karangan Grant Cardone itu. Beberapa menit setelah itu, ada seorang kawan yang bertanya mengenai judul buku yang saya baca. Persis, saya pun menanyakan hal yang waktu itu saya alami dari mentor saya. “Kalau mas tau judulnya, terus kenapa?” ucap saya. “Mau baca.”  Singkat jawabnya. Setelah negosiasi ia lakukan, saya pun memberi tahu buku tersebut dengan memperlihatkan cover buku kepadanya. Lantas kawan saya tersebut berujar, “udah kenyang dik baca model sekali nafas kya gitu :D”

Apa!? Itu jawabannya? Saya pun berpesan padanya, jangan pernah merasa matang, karena kalau sudah matang nanti jadi busuk.

Keesokan harinya, di sore hari, ketika saya kembali dari rehat ngejurnal,saya melihat pemberitahuan hape dan baru sadar bahwa saya di-pm dan di-calling beberapa kali oleh seorang ibu. Saya rasa ia ingin menyampaikan pesan yang sangat penting. Kemudian saya menelpon balik ibu tersebut. Ternyata ibu itu ingin mengetahui dan meminjam buku yang saya screen shot-kan di wa story saya.

Maaf bu, ada apa? Ibu sekarang dimana. Maaf baru buka hape.

“Saya mau baca buku jenengan bisa? Kalo sekarang saya sudah di Palur mas tadi di Solo, oke kita ketemu di depan kampus ya, saya menuju sana sekarang”. Ujarnya begitu. Saya pun bersiap-siap dan mengantarkan buku tersebut ke depan kampus dengan motor hitam Vega hitam saya. Sesampai saya di depan kampus, ternyata saya kalah cepat dengan ibu yang menelpon saya. Huh. Jadi malu.

Saya benar-benar mengambil hikmah mengenai semangat belajar seseorang. Pertama, adalah orang yang menganggap biasa ilmu dan sudah merasa kenyang di usia mudanya. Kedua, seorang ibu berlatar belakang pembisnis berusia 40 tahunan dan masih merasa haus akan ilmu. Saya sangat mengapresiasi semangat membaca ibu tersebut. Pasalnya, ia rela kembali lagi ke Solo untuk menejemput buku merah tipis saya, padahal sudah seharian keliling Solo dan saatnya pulang ke Matesih, Kabupaten Karanganyar yang memakan waktu kurang lebih setengah jam perjalanan motor.

Kawan, nasib kita di masa depan tergantung oleh keputusan yang kita perbuat saat ini. Jangan pernah merasa cukup. Jangan pernah menyepelakan ilmu. Semakin sering mengosongkan gelas, semakin sering pula kita akan siap menerima ilmu. Suatu saat engkau akan membutuhkannya. Teruslah belajar apa pun dan dari siapa pun tanpa kata berakhir.  Karena ketika sudah merasa matang, maka bersiaplah engkau akan menjadi busuk.

Eh, ngomong-ngomong, apa judul bukunya?
Apakah kau benar ingin membacanya?

Terus tumbuh dan jangan membusuk!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

7 Jenis Barang Laris Untuk Anak Boarding/Asrama/Pesantren

Siapa bilang kalo anak boarding itu gak bisa jualan. Salah besar kalo kamu berpresepsi seperti itu. Buktinya sudah banyak yang mencibanya dan berhasil. Sekarang giliran kamu. Untuk mengisi luang, ingin mencari pemasukan tambahan atau hanya sekedar menjalankan hobi, kamu bisa berjualan di lingkungan sekolahmu. Tapi..sebelum berjualan kamu harus mempunyai target pasar sehingga kamu mengetahui barang apa yang harus kamu jual. Baik, saya akan berbagi pengalaman kepada kamu barang apa saja yang kira-kira laku di lingkungan asrama/boarding. Ini berdasarkan pengalaman lho..  (sudah teruji)  1.   Jualan Makan Gopek-an Bagi pemula, kmau bisa mencoba berjualan makan ringan yang harganya murah, yang satuannya Rp. 500,- contoh barangnya seperti chocolates, Gerry, better, fullo, dll (bukan untuk promosi, Cuma contoh semata) jika kamu mengambil satu packnya ke agen makanan ringan, harganya kisaran Rp. 20.000,- dalam satu pack biasanya berisi 22 buah snack gopean. Walaupun unt...

Langkah-Langkah Menjadi Technopreneur

Buat kaum muda, jangan heran kalo sekarang orang-orang pada susah cari kerja. Soalnya jumlah lapangan kerja sudah tidak mampu menampung jumlah populasi penduduk yang kian bertambah. Sekedar informasi, kemajuan sebuah Negara itu dipengaruhi minimal dengan 2% entrepreneur . Saatnya kita beralih dari pencari kerja menjadi pencipta kerja. Tentunya dengan memanfaatkan teknologi modern kini. Berikut langkah-langkah untuk menjadi Technopreneur: 1. Pahami teknologi, seiring pesatnya perkembanganan teknologi, kita harus memahami penggunaan teknologi khususnya dunia maya. Dengan menggunakan internet, orang akan lebih mudah memasarkan barang dagangannya karena setiap harinya ada jutaan pengunjung internet. Sebagai contoh situs yang berselogan The large Indonesian Community, Kaskus. Dengan internet, orang bisa memasarkan barang ke seluruh penjuru tanpa harus mendatangi satu persatu. Cukup mudah bukan? 2. Kenali pasar, dalam berbisnis juga kita harus tau siapa yang akan membeli barang...

KEMBALI BANGKIT

Sumber gambar:  https://www.the1thing.com Manusia adalah ciptaan Tuhan yang sempurna. Ia bisa lebih mulia dari malaikat. Bisa pula lebih hina dari binatang. Padanya terdapat akal dan hati untuk berpikir dan merenungi sesuatu. Kadang bersemangat, kadang pula malas. Ya, itulah manusia, makhluk yang sewaktu-waktu dapat berubah keadaannya. Menjadi baik, pun sebaliknya, menjadi buruk. Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita sering   melihat kejadian tersebut pada orang-orang di sekeliling kita. Suatu ketika, ia bisa begitu bersemangat ketika mengerjakan sesuatu, namun bisa malas untuk menyelesaikannya. Bisa jadi hal tersebut tidak jarang terjadi pada kita. Adapun perubahan kondisi manusia bukan tanpa sebab. Menurut IDN Times, hilangnya semangat atau motivasi disebabkan oleh beberapa hal berikut; merasa tidak ada progres yang baik, terlalu fokus sama kesalahan, takut gagal, bekerja terlalu keras, kebiasaan menunda-nunda, dan membandingkan diri sendiri dengan orang lain...