Langsung ke konten utama

Perjalanan Menjadi Milyader




Sebelum memulai kisahnya, saya memilki 2 pertanyaan.

Siapa sih yang mau jadi pengusaha?
Siapa sih yang mau punya pendapatan bersih 100 juta atau 1 milyar deh,  yang masuk ke rekening tiap bulan?

Pertama, Anda harus paham bahwa banyak orang yang mau menjadi pengusaha, tapi tahukah, bahwa untuk menjadi pengusaha itu tidak mudah? Apalagi memiliki pendapatan 100 juta-1 Milyar per bulan. Itu tidak mudah.  Jika Anda tidak siap untuk menjadi kaya, Anda tidak perlu melanjutkan baca tulisan ini. Mohon maaf. Karena akan menjadi waktu yang sia-sia bagi Anda. Jika tidak, silahkan lanjutkan membaca. Pahamilah, untuk mencapai kebahagian dalam hidup, manusia butuh yang namanya pengorbanan untuk mendapatkannya. Semakin besar pengorbanannya, semakin besar pula yang akan diperoleh.

Kedua, Anda harus tahu, kendaraan apa yang akan mengantarkan Anda pada mimpi-mimpi Anda. Hitung pula, butuh waktu berapa lama untuk mencapai ke tujuannya. Jangan ngeyel, jangan mimpi punya asset 1 Triliyun tapi kerjaan Anda adalah seorang karyawan saja, apalagi pengangguran. Jadi, tentutakan kendaraannya terlebih dahulu.
Ketiga, izinkan saya untuk memulai cerita...

Rabu, 12 Juli 2017: Saya mendapat jarkoman pelatihan bisnis internasional. Melihat nama-nama si pengisi dan materinya, pikir saya, keren juga nih. Yang pertama saya lakukan adalah lihat tanggal dan saya pun mendaftar ke acara tersebut. Saya ngga mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Berharap ada ilmu baru yang akan saya dapatkan. Saya ambil kesempatan.

Kamis, 13 Juli 2017: Saya mengajak sahabat dari SD saya, namanya Fauzan. Karena saya punya salah satu prinsip, yaitu “Ngga Mau Sukses Sendirian”. Maka saya ajak sahabat saya dan orang.

Senin, 17 Julli 2017: Saya pergi ke lokasi pelatihan bisnis, tepatnya di Jl. Palem Bintang No. 13 Blok BB 1.3 Griya Loka BSD, Tangerang Selatan. Jujur, ini saya belum pernah ke sana. Saya dan bersama sahabat saya itu akhirnya sempat tersesat. Kami berangkat dengan motor dan bimbingan Google Map.

Sesampai di gerbang kluster, pak satpam bertanya,”Mau kemana?”
“Mau ke rumah....(menunjukkan alamatnya”
“Oh.. rumah yang paling gede itu. Rumahnya pak Rama.”

Singkat cerita kami sampai di rumahnya. Selama 2 jam, kami tidak dipersilahkan masuk ke rumah, akan tetapi duduk lesehan di teras rumah 4 lantai itu. Saya bertemu mentor yang luar biasa, namanya mas Dayat (22) dan mas Kevin (25) yang penghasilannya masya Allah dah. Sampai tibalah, saat adzan maghrib, saya masuk ke ruang depan sebelah kirinya. Di dalamnya bapak-bapak, ibu-ibu, anak muda lagi buka puasa. Saya yang puasa, ikut berbuka puasa. Selidik di balik selidik, ternyata di antara mereka adalah mantar direktur Garuda Indonesia, pimpinan PLN, pensiunan PLN, dan beberapa anak muda usia 18 tahun. Di ruang tengahnya, ada gitarisnya Bagindas Band sedang diskusi. Semua orang di rumah itu belajar. Saya benar-benar merasakan aura positifnya.

Malam harinya, saya bercerita apa yang saya dapatkan ke orang tua saya pada hari itu.
Selasa, 18 Juli 2017: Saya dimasukkan ke grup yang bener-bener posisitf isinya dan grup yang sangat hidup, nama grupnya 1 Billion Project. Pada saat itu, saya juga sudah memutuskan untuk berbisnis di Enagic dan membeli mesin ionisasi air SD501 seharga 48,55 juta. Saya sudah diskusi dengan orang tua, “Ayyasy paham mi, kalo kondisi ekonomi keluarga kita seperti ini, Ayyasy ngga mungkin minta uang ke abi sama ummi. Ayyasy akan cari uangnya. Bagaimana pun caranya.” Dan saya sudah targetkan, sebelum 13 Agustus 2017 (sebelum saya pulang ke Solo) saya sudah punya mesinnya.

Duitnya dari mana? Saya tidak tahu. Yang saya tahu, saya masih punya Allah, Tuhan yang Maha Kaya Raya, yang saya sembah setiap hari. Itulah yang membuat saya yakin akan mimpi-mimpi saya selama ini. Saya minta aja dulu ke Dia, mohon bimbingannya.

Pasca hari itu, yang saya lakukan adalah menulis mimpi-mimpi jika saya unya 1 milyar perama saya hasil dari bissi Enagic dan tiap hari (mumpung masih liburan kuliah) saya kontak mentor saya, tanya cara gimna dapetin dananya. Sesekali kami ketemuan. Pagi-siang-malam saya cari pinjaman dana. Kadang online. Kadang juga offline, artinya saya ketemu orang, bukan makhluk halus yah.

Saya menghubungi teman saya, orang tua teman saya, tetangga, kenalan, teman ortu, dan keluarga. Apa yang terjadi? Alhamdulillah... selama 10 hari saya sudah mendapatkan lebih dari 38 kali penolakan. Banyak energi yang saya dapatkan seperti..

“Ya elah yas, jangan mudah percaya ama untung yang begitu gede.”
“Ah.. MLM itu..”
“Gue apresiasi bakat bisnis lu dari dulu, tapi lu harus hati-hati sama itu.”

Dan tak jarang, ketika obrolan saya dengan orang sudah cair, ketika saya ajak masuk ke bahasan “peminjaman” modal usaha, mereka diam dan tidak merespon saya. Yah, okelah. Saya belum sampai penolakan yang ke-1000 seperti pendiri KFC.

Sampai suatu hari, orang tua saya melihat saya seperti orang stress. Saya pun disuruh untuk mengurangi memegang hape. “Cool down dulu yas!” ucap ibu saya. Akhirnya selama 2 hari saya bener-bener ngurangin komunikasi dengan hape. 2 hari itu saya lebih banyak isi waktu dnegan tidur, tidur, dan tidur.

Setelah 2 hari, saya mendapat video mengenai seorang kakek Wang Deshun berdurasi 2 menit dari grup 1 Billion Project. Pagi itu, saya tidak banyak melakukan aktivitas. Yang saya lakukan adalah menonton video tersebut berulang kali. Kalau dihitung, sepertinya sampai 20 kali. Saya pun melihat pesan WA dari mentor saya, namanya Hikam (18). Dia bilang,”Kalo lu udah ngerasa capek atau sudah lelah dalam berjuang, maka ingetlah alasan elu berjuang pertama kali.” Hal itulah yang membuat saya bangkit. Bangkit dari rasa pesimis. Akhirnya saya berjuang kembali mencari pinjaman modal usaha. Alhasil, saya baru mengumpukan 6 juta.

Kemudian saya coba cari cara lagi, investor! Saya pun membuat janjian ketemuan dengan calon investor saya. Agar menambah keyakinan si calon investor, saya bawa mentor saya supaya dia bisa bantu saya dalam menjelasakannya. Seusai pertemuan dengan calon investor di Jakarta, saya minta konfirmasinya setelah 3 hari pertemuan. Dan alhamdulillah, ngga ada kontak dia yang masuk ke saya. Kehidupan berjalan seperti biasa. Saya tetap berjuang mencari pinjaman.

Ketika saya agak lelah, saya main ke kantor Enagic yang berlokasi di lantai 20 Plaza Indonesia, dekat bundaran HI. Sesampai di kantor, saya melihat orang sedang bertransasksi pembelian mesin, saya lihat orang bawa mesinnya pulang dan berfoto di depan logo Enagic, say melihat uang tebel 48,5 juta. Akhirnya mesinnya saya usep-usep sambil saya bacain sholawat. Semoga suatu hari nanti mesin SD501 jadi milik saya. Ketika ada orang sedang berkumpul cerita, saya ikut nimbrung mendengarnya. Dan ketika waktu petang, saya dan mentor pulang dari kantor.

Apakah saya sudah dapat mesinnya?
Tentu belum.

Sudah 3 hari menjelang kepulangan saya ke Solo, saya belum punya mesin tersebut. Saya tetap berpikir positif bahwa saya punya mesin sebelum 13 Agustus 2017.
Kamis, 10 Agustus 2017: Ibu saya, tante saya, dan kakek saya melihat sedikit keanehan pada mata saya. Akhirnya saya disuruh periksa ke dokter.

Jumat, 11 Agustus 2017: Saya pergi ke dokter bersama tante saya. Saya periksa mata. Biar begitu, saya tetep berdoa dan selalu berpikir positif. Jam 08.00 saya kontak-kontakkan dengan mentor saya. Ngasih progres dan kabar ke dia. Mentor saya bilang, “Tetep berpikir positif yas.”

Jam 09.00 nya saya telpon mentor saya,”Bro, hari ini lu bisa temenin gue ke kantor ngga?”

Alhamdulillah sekali, pagi itu saya dapat pinajman dana dari beberapa anggota keluarga saya. Mentor saya pun langsung beri arahan untuk melengkapi dokumen pembelian mesin dan trasnfer dana 48,5 juta tersebut. Tante saya pun cerita dan nunjukin chattan semalem temennya yang bilang,”Mba Dessy, kantorku sudah pindah ke Plaza Indonesia sekarang. Main ke Plaza Indonesia yuk!”

Allahu Akbar! Ini rencana Allah luar biasa. Saya benar-benar tidak punya renca pergi ke kantor pada hari Jumat itu. Rencanya saya malah perginya pada hari Sabtu tanggal 12 Agsutus 2017. Saya dan tante saya pun bergegas ke rumah setelah pembayaran dan pengambilan obat. Pada hari itu, kami pergi ke Plaza Indonesisa, tempat kantor Enagic berada.

Hingga hari ini, saya masih terus berjuang untuk mewujudkan mimpi-mipi keluarga saya dan membantu banyak orang agar mendapatkan kesehatan mental, kesehatan fisik, kesehatan keuangan, dan kesehatan iman.

Pelajaran yang saya dapati selama liburan semester ini:

1.    Kalau udah punya mimpi, peganglah dan bertanggung jawab atasnya
2.    Selalu berpikir positif
3.    Deketin Sang Pencipta lagi Maha Kaya Raya
4.    Usaha keras dan sunggug-sungguh
5.    Jangan pernah berharap pada manusia

Ini adalah kisah saya. Setiap orang akan membuat kisahnya masing-masing.

Mana kisahmu?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

7 Jenis Barang Laris Untuk Anak Boarding/Asrama/Pesantren

Siapa bilang kalo anak boarding itu gak bisa jualan. Salah besar kalo kamu berpresepsi seperti itu. Buktinya sudah banyak yang mencibanya dan berhasil. Sekarang giliran kamu. Untuk mengisi luang, ingin mencari pemasukan tambahan atau hanya sekedar menjalankan hobi, kamu bisa berjualan di lingkungan sekolahmu. Tapi..sebelum berjualan kamu harus mempunyai target pasar sehingga kamu mengetahui barang apa yang harus kamu jual. Baik, saya akan berbagi pengalaman kepada kamu barang apa saja yang kira-kira laku di lingkungan asrama/boarding. Ini berdasarkan pengalaman lho..  (sudah teruji)  1.   Jualan Makan Gopek-an Bagi pemula, kmau bisa mencoba berjualan makan ringan yang harganya murah, yang satuannya Rp. 500,- contoh barangnya seperti chocolates, Gerry, better, fullo, dll (bukan untuk promosi, Cuma contoh semata) jika kamu mengambil satu packnya ke agen makanan ringan, harganya kisaran Rp. 20.000,- dalam satu pack biasanya berisi 22 buah snack gopean. Walaupun unt...

Langkah-Langkah Menjadi Technopreneur

Buat kaum muda, jangan heran kalo sekarang orang-orang pada susah cari kerja. Soalnya jumlah lapangan kerja sudah tidak mampu menampung jumlah populasi penduduk yang kian bertambah. Sekedar informasi, kemajuan sebuah Negara itu dipengaruhi minimal dengan 2% entrepreneur . Saatnya kita beralih dari pencari kerja menjadi pencipta kerja. Tentunya dengan memanfaatkan teknologi modern kini. Berikut langkah-langkah untuk menjadi Technopreneur: 1. Pahami teknologi, seiring pesatnya perkembanganan teknologi, kita harus memahami penggunaan teknologi khususnya dunia maya. Dengan menggunakan internet, orang akan lebih mudah memasarkan barang dagangannya karena setiap harinya ada jutaan pengunjung internet. Sebagai contoh situs yang berselogan The large Indonesian Community, Kaskus. Dengan internet, orang bisa memasarkan barang ke seluruh penjuru tanpa harus mendatangi satu persatu. Cukup mudah bukan? 2. Kenali pasar, dalam berbisnis juga kita harus tau siapa yang akan membeli barang...

KEMBALI BANGKIT

Sumber gambar:  https://www.the1thing.com Manusia adalah ciptaan Tuhan yang sempurna. Ia bisa lebih mulia dari malaikat. Bisa pula lebih hina dari binatang. Padanya terdapat akal dan hati untuk berpikir dan merenungi sesuatu. Kadang bersemangat, kadang pula malas. Ya, itulah manusia, makhluk yang sewaktu-waktu dapat berubah keadaannya. Menjadi baik, pun sebaliknya, menjadi buruk. Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita sering   melihat kejadian tersebut pada orang-orang di sekeliling kita. Suatu ketika, ia bisa begitu bersemangat ketika mengerjakan sesuatu, namun bisa malas untuk menyelesaikannya. Bisa jadi hal tersebut tidak jarang terjadi pada kita. Adapun perubahan kondisi manusia bukan tanpa sebab. Menurut IDN Times, hilangnya semangat atau motivasi disebabkan oleh beberapa hal berikut; merasa tidak ada progres yang baik, terlalu fokus sama kesalahan, takut gagal, bekerja terlalu keras, kebiasaan menunda-nunda, dan membandingkan diri sendiri dengan orang lain...