Hari ini, 19 Agustus 2017. Seperti biasa,
ayam, burung, matahari, pohon dan seluruh makhluk bertasbih pada-Nya. Saya selalu
bersyukur dapat menghirup nafas setelah melewati gelapnya malam.
Hari ini, para mahasiswa tentu
belum masuk, karena baru 4 September masa perkuliahan dimulai. Tapi ada
beberapa kegiatan yang ingin saya bagikan ke kamu. Ya.. semoga ada manfaat yang
dapat dipetik darinya yah.
Pagi ini, jam 06.00-12.00, saya
ikut bantu-bantu acara Grand Opening
Asistensi Agama Islam (AAI), adalah suatu program yang ada di kampus UNS
yang bertujuan membina dan mencetak individu-individu muslim berkepribadian
baik prestasinya, akademiknya, oragnisasinya juga spritualnya. Maklum, UNS
berjuluk Kampus Benteng Pancasila. Acara yang kemarin bertempat di auditorium,
sekarang bertempat di Masjid Kampus Nurul Huda. Masjidnya cukup megah
bangunannya. Saya bersama panitia lainnya saling membantu baik memgangkat
barang, brieifing, hingga mengarahkan jumlah mahasiswa baru muslim yang
jumlahnya itu, Masya Allah dah.
Karena agak capek, menjelang zuhur
saya sempatkan tidur. Menurut ajaran Nabi, tidur sebelum zuhur beberapa menit
itu baik untuk kesehatan dan kekuatan fisik. Hal tersebut disebut Khoilullah. Siangnya ada kumpul panitia
untuk makan dan evaluasi. Karena sudah pukul 13.10 evaluasinya ngga
mulai-mulai, akhirnya saya izin keluar forum. Karena saya ada janji untuk
berbagi ilmu bisnis ke kawan-kawan saya di Arjes Cafe jam 13.30.
Sesampai di tempat, yang semula ada
7 orang yang menyatakan hadir, hingga pukul 13.45 hanya ada 3 orang yang ada di
hadapan saya. Ternyata 2 orang membatalkan hadir karena lain hal, 1 orang ketiduran,
dan 1 orang ternyata lagi rapat di lantai bawah. Masalah? Tidak sama sekali. Saya
siap berbagi ilmu dengan niat edukasi dan menolong kehidupan orang lain agar
lebih baik (dan tentunya ibadah yah). Saya suka forumya. Tak terasa diskusi
kami berjalan hingga pukul 15.50. Apa yang terjadi di akhir? Hening. Saya sarankan
kawan-kawan saya untuk tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan dan
melaksanakan sholat Istikhoroh malam harinya. Karena saya sadar betul, bisnis
ini hanya dapat dilakukan dengan mereka yang memiliki niat dan mental yang kuat
lagi tangguh. Karena bahaya betul jika seseorang yang ditransfer 50-100 juta
per bulan kalau tidak siap, tentu dia akan kaget dan kewalahan.
Ketika selesai forum, saya bersegera
menuju pesma (tempat saya stay di Solo) dan melaksanakan sholat Ashar.
Setelah sholat Ashar, saya melihat
pesan di hape saya, bahwa om saya yang di Boyolali telah sampai di Solo. Ia menunggu
di Solo Grand Mall. Saya pun bergegas menuju sana dengan motor Vega R hitam pinjaman
om saya.
Sesampai di sana, saya mengasih
barangnya yang ketinggalan saat di Tangerang (Ngga usah dipikirin, ntar ribet. Hehe)
dan waktunya mengedukasi om saya.
Ini adalah kedua kalinya saya berbicara
mengenai bisnis Enagic kepadanya. Kami duduk di salah satu tempat makan di
pojokan SGM. Om dan saya pun memesan menu sehingga pertemuan itu penuh rasa.
Saya mengawalinya dengan menarik
garis yang disebut “Garis Ekspektasi Hidup” Bahasan yang biasanya saya bawa ini
minimal memakan 1 jaman, karena waktu yang mepet saya persingkat menjadi beberapa menit saja. Saya
cerita bahwa saya sedang berjuang dalam bisnis ini dan memiliki tujuan ingin
membantu banyak orang (singkatnya).
Dari awal pembicaraan sampai suara
adzan maghrib terdengar, om saya sudah selalu bilang “Ahh.. itu sama saja kaya
MLM. Iya, sama saja.” “Ah... itu dokternya dibayar itu biar ngomong kaya gitu.”
“Ah.. itu mah sama saja kaya MLM” Om saya benar-benar tidak mau mengkosongkan gelasnya.
Apakah saya berhenti dan diam?
Tidak. Tidak bu, pak. Saya tetap mencoret-coret kertas dan memngedukasinya. Sesekali
saya dengarkan ocehannya, kemudian melanjutkan coret-coret dan menunjukan serta
menjelaskan flip chart mengenai produk, menjelaskan Market Plan yang menghasilkan
jutaan rupiah tiap bulannya. Dalam hati, wajar om saya seperti itu, karena dia
bekerja di suatu bank dan menempati posisi dengan gaji yang cukup baik untuk
kehidupan dan dia pula lebih tua dari saya. Biar begitu, saya tetap menghargainya
dan tetap menyampaikan pesan ini. Setelah adzan selesai berkumandang, kami pun
pergi ke musola untuk menunaikan ibadah maghrib. Setelah itu, om saya mampir ke
tempat saya. Ngobrol-ngobrol sebentar, dan om pun kembali ke Boyolali.
Apakah saya berpikir dia adalah prospek
saya yang gagal?
Tidak! Saya hanya mampu menyampaikan pesan. Soal hati, biarkan Allah yang mengaturnya.
“Doain aja nih om, semoga bisnis
aku lancar” ucapku padanya beberapa menit sebelum ia kembali ke Boyolali.
Kenapa saya kekeuh banget? Karena dia
adalah keluarga saya. Dia adalah salah satu orang yang saya sayangi dalam hidup
saya. Dan saya ingin kebaikan dan kebahagian yang saya rasakan saat ini dirasa
pula oleh orang-orang yang saya sayangi.
Saya sadar betul bahwa Enagic bukanlah salah
satu jalan untuk menjadi kaya dan sehat. Tapi saya melihat ada banyak kebaikan
di bisnis ini. Sistemnya sudah diuji selama lebih dari 2,5 tahun dan sangat
adil, kantornya sudah ada di lebih 30 negara, dan sebagaianya. Dari sana banyak
orang berubah mentalnya. Bukankah sehat mental, sehat fisik, sehat keuangan,
sehat iman adalah impian bagi setiap orang?
Saya pun bersyukur memilki para
mentor yang berasal dari latar belakang keahlian dan siap dihubungi 24 jam,
siap pula hadir membantu jika diperlukan. Kerjanya pun sama-sama. Saya bersyukur
bisa bertemu dengan mereka, bisa saling belajar. Pola pikir saya jadi berubah
lebih baik dan tercerahkan. Ini adalah doa saya panjatkan setiap saat, agar
dipertemukan dengan orang-orang yang positif, yang selalu menolong dalam
kebaikan dan menularkan semangat untuk menjalani hidup yang telah Allah
karuniakan. Dan di antaranya adalah mereka. Karena ini pula saya merasa semakin
dekat dengan Tuhan, Allah SWT.
Terkahir, bukankah Allah memiliki
maksud mengutus kita ke dunia ini?
Assalamu’alaikum warahmatullah..
Dimanakah orang yang harus
dibantu..
Assalamu’alaikum warahmatullah..
Ayo dimana lagi..
Terima kasih ya Allah, Kau telah
berikan aku waktu untuk beramal di dunia ini.
Salam santun dari Ayyasy,
Loving God
Self improvement
Blessing others
Komentar
Posting Komentar