Hidup terkadang sulit diterkaAkan kemana membawa kitaBila saja segala rencanaBerjalan apa adanya
Begitulah potongan lirik Nyanyian
Harapan milik Ran
Apakah kamu pernah bertanya, kenapa
hidupku gini-gini aja?
Kenapa hidupku begitu pahit? Kenapa
hidup ini begitu banyak masalah dan berat?!?
Ada yang pernah atau sering
bertanya seperti itu??
Apakah kita mencari jawaban yang
bisa langsung diterima dan dirasakan?
Tunggu!
Boleh jadi, solusi atau jawaban
atas doa-doa kita kepada Tuhan itu datang melalui malaikat-malaikatnya yang menjelma
menjadi manusia, atau teman-teman kita, sahabat-sahabat kita, kolega-kolega
kita. Mereka hadir menjawab doa-doa kita. Sebagai contoh, Kita merasa bodoh
karena mendapat nilai yang kecil di kelas. Akhirnya kita berdoa agar dijadikan
orang yang pandai dan pintar. Kemudian pada
suatu ketika, kita sedang malas mengerjakan tugas, maka salah seorang teman kita
datang dan berkata, “Ah elah lu malesan!”. Ujar teman kita dengan nada yang
mengejek di depan teman-teman kita yang lain. Lantas, apakah kita harus marah? Atau
seperti apa? Bisa jadi, karena nada yang sedikit merendahkan itu dan ditambah
dilakukan di depan umum, kita malah ngedumel di dalam hati. Namun, coba kita
lihat, bukankah itu jawaban atas doa yang kita panjatkan pada Tuhan, agar
menjadi pintar dan pandai. Jika demikian, tidak sepatutnya bagi kita untuk
marah. Justru kita harus bersyukur dengan kehadiran orang tersebut agar kita
menjadi orang yang rajin, agar menjadi pandai dan pintar.
Selain itu, untuk menjemput harapan,
semailah cinta pada setiap orang, siapa pun ia. Berlaku baik pada setiap orang,
bukan karena mereka baik kepada kita, tapi karena kita memang memiliki jiwa yang
baik. Tentu feedback yang akan
didapat adalah kebaikan yang telah kita perbuat itu sendiri. Seperti disebutkan
dalam Quran surat Al Isra’ ayat 7,”Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu
berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka
(kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.” Memang hal ini tidak mudah. Namun,
apa salahnya kita mencobanya, bukan? Karena kita tidak tahu kapan kita akan
memanen cinta. Bersikap ceria. Menjadi pribadi yang menyenangkan bagi orang
lain. Ketika kita telah mencuri hati seseorang dengan kebaikan, maka sejatinya
kita telah mengambil tempat pada hati orang tersebut. Sepatutnya kita bersyukur
atas kehadiran mereka yang membuat selalu dalam bahagia dan kebaikan. Lantas,
bagaimana jika kita telah mencuri hati yang memiliki hati?
Komentar
Posting Komentar