Langsung ke konten utama

Menentukan Skala Prioritas



Dalam hidup, kita banyak dihadapkan dengan pilihan. Entah itu pilihan untuk merdeka, pilihan untuk terkurung, pilihan untuk bergerak, pilihan untuk diam, dan sebagainya. Setiap individu berhak untuk menentukan pilihannya dan setiap individu memiliki alasannya. Namun, dari sekian banyak pilihan, apakah kita dapat memilih semuanya dalam waktu yang bersamaan?

Dalam ilmu ekonomi, ada yang disebut dengan opportunity cost, yaitu kesempatan atau peluang yang hilang jika kita memilih suatu hal atau kegiatan yang berhubungan dengan ekonomi, dan dalam hal pilihan yang akan kita pilih tersebut, kesempatan yang hilang tadi dianggap sebagai biaya peluang. Sebagai contoh, Ardan berusia 18 tahun. Dia punya uang 10 juta. Dia dihadapkan dengan dua pilihan selepas lulus SMA, kuliah atau kerja. Jika Ardan menggunakan uangnya yang 10 juta untuk kuliah, maka dia telah kehilangan kesempatan kerja yang penghasilannya bisa di atas 10 juta, dan bahkan relasi bisnis yang begitu luas. Jika Ardan memilih untuk kerja, maka dia akan kehilangan waktu untuk menjadi mahasiswa dimana lingkungan akademik yang begitu tertata, peluang beasiswa ke luar negeri, mengikuti lomba-lomba dan segala macamnya. Setelah berpikir dengan matang, maka Ardan memutuskan untuk kuliah. Dia ingin menginvestasikan waktunya untuk pendidikan. Kita dapat melihat bahwa ada hal yang harus dikorbankan dalam sebuah pilihan.

Selanjutnya, jika Ardan memiliki daftar pekerjaaan yang harus diselesaikan dalam sehari, yaitu memfoto kopi buku, membayar hutang jaket, makan pagi, makan siang, dan makan malam, namun uang yang Ardan miliki hanya Rp. 20.000 dan tentu jumlah tersebut tidak akan mampu membayar semuanya. Maka apa yang semestinya Ardan lakukan? Apakah Ardan harus menghutang kepada orang lain? Membatalkan semua niatnya? Bunuh diri karena tidak mampu melakukan semuanya? Atau apa? Semua pilihan adalah benar, tidak ada yang salah. Namun ada yang paling tepat, yaitu Ardan harus membuat skala prioritas. Ardan menentukaan pekerjaan apa yang nilainya lebih tinggi dan harus segera diselesaikan. Akhirnya, ia lebih memilih untuk tidak makan siang dan membayar jaket. Dia lebih memilih foto kopi tugas, makan pagi, dan makan malam.

Nah, temen-temen pernah ga sih dihadapkan dengan banyaknya pilihan yang membuatmu bingung? Misalnya pilihan UKM mana yang harus kamu ikuti sedangkan kamu suka jenis hal tersebut, maka kamu harus tahu hal apa yang menjadi kegemaranmu (passion) sehingga waktu kumupul UKM nya tidak bertabkan. Atau biasanya yang dialami anak organisatoris, dihadapkan dengan pilihan acara-acara. Bingung untuk menentukan mana yang harus diikuti atau didatangi, maka jawabanya adalah di tempat mana peranmu lebih dibutuhkan. Berat? Mungkin. Karena kamu harus meninggalkan agenda lain yang juga kamu sukai. Pandailah untuk mengatur prioritas.

Di akhir tulisan ini, ada cerita pendek. Suatu ketika ada sahabat Nabi yang pergi berjihad namun qodarullah, ia meninggal dalam peperangan dalam keadaan masih memiliki hutang dengan seorang Yahudi. Seorang sahabatnya bermimpi bahwa di lehernya ada belenggu berwarna hitam dan belenggu tersebut adalah hutang. Jadi, bagi yang masih punya hutang sebaiknya diselesaikan terlebih dahulu sebelum berangkat. Adapun bagaimana nasibnya orang tersebut? Maka tugas keluarganya adalah melunasinya atau meminta diikhlaskan jika tidak tahu lagi jumlahnya. Mari kita doakan sahabat tersebut agar diampuni Allah dan kita meninggal dalam keadaan baik.

Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
(Q.S. At-Taubah: 122)

Hmm.. kok ribet yah mencernanya?

Intinya, yuk atur skala prioritas! ^_^








[EXTENDED PART]

Kawan... kita harus move on dari cara kerja seperti ini. Memang, masalah akan dan pasti selesai. Namun, ketika kau tinggalkan kami, dan kau lebih mementingkan suatu agenda yang menurutmu adalah wajib, maka ketahuilah di sini ada mereka yang membutuhkan kehadiranmu, curahan pikiranmu, dan arahanmu. Dan bayangkan jika orang yang hilang bukan hanya satu atau dua, tapi tiga, empat, dan lima. It was so great! Kita harus pandai mengatur prioritas. Maukah engkau ku ajak mulai hari ini dan salamanya kita menggunakan skala prioritas? 

Yuk berubah! Yuk bayar hutang!






Komentar

Postingan populer dari blog ini

7 Jenis Barang Laris Untuk Anak Boarding/Asrama/Pesantren

Siapa bilang kalo anak boarding itu gak bisa jualan. Salah besar kalo kamu berpresepsi seperti itu. Buktinya sudah banyak yang mencibanya dan berhasil. Sekarang giliran kamu. Untuk mengisi luang, ingin mencari pemasukan tambahan atau hanya sekedar menjalankan hobi, kamu bisa berjualan di lingkungan sekolahmu. Tapi..sebelum berjualan kamu harus mempunyai target pasar sehingga kamu mengetahui barang apa yang harus kamu jual. Baik, saya akan berbagi pengalaman kepada kamu barang apa saja yang kira-kira laku di lingkungan asrama/boarding. Ini berdasarkan pengalaman lho..  (sudah teruji)  1.   Jualan Makan Gopek-an Bagi pemula, kmau bisa mencoba berjualan makan ringan yang harganya murah, yang satuannya Rp. 500,- contoh barangnya seperti chocolates, Gerry, better, fullo, dll (bukan untuk promosi, Cuma contoh semata) jika kamu mengambil satu packnya ke agen makanan ringan, harganya kisaran Rp. 20.000,- dalam satu pack biasanya berisi 22 buah snack gopean. Walaupun unt...

Langkah-Langkah Menjadi Technopreneur

Buat kaum muda, jangan heran kalo sekarang orang-orang pada susah cari kerja. Soalnya jumlah lapangan kerja sudah tidak mampu menampung jumlah populasi penduduk yang kian bertambah. Sekedar informasi, kemajuan sebuah Negara itu dipengaruhi minimal dengan 2% entrepreneur . Saatnya kita beralih dari pencari kerja menjadi pencipta kerja. Tentunya dengan memanfaatkan teknologi modern kini. Berikut langkah-langkah untuk menjadi Technopreneur: 1. Pahami teknologi, seiring pesatnya perkembanganan teknologi, kita harus memahami penggunaan teknologi khususnya dunia maya. Dengan menggunakan internet, orang akan lebih mudah memasarkan barang dagangannya karena setiap harinya ada jutaan pengunjung internet. Sebagai contoh situs yang berselogan The large Indonesian Community, Kaskus. Dengan internet, orang bisa memasarkan barang ke seluruh penjuru tanpa harus mendatangi satu persatu. Cukup mudah bukan? 2. Kenali pasar, dalam berbisnis juga kita harus tau siapa yang akan membeli barang...

KEMBALI BANGKIT

Sumber gambar:  https://www.the1thing.com Manusia adalah ciptaan Tuhan yang sempurna. Ia bisa lebih mulia dari malaikat. Bisa pula lebih hina dari binatang. Padanya terdapat akal dan hati untuk berpikir dan merenungi sesuatu. Kadang bersemangat, kadang pula malas. Ya, itulah manusia, makhluk yang sewaktu-waktu dapat berubah keadaannya. Menjadi baik, pun sebaliknya, menjadi buruk. Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita sering   melihat kejadian tersebut pada orang-orang di sekeliling kita. Suatu ketika, ia bisa begitu bersemangat ketika mengerjakan sesuatu, namun bisa malas untuk menyelesaikannya. Bisa jadi hal tersebut tidak jarang terjadi pada kita. Adapun perubahan kondisi manusia bukan tanpa sebab. Menurut IDN Times, hilangnya semangat atau motivasi disebabkan oleh beberapa hal berikut; merasa tidak ada progres yang baik, terlalu fokus sama kesalahan, takut gagal, bekerja terlalu keras, kebiasaan menunda-nunda, dan membandingkan diri sendiri dengan orang lain...