Langsung ke konten utama

Kepemimpinan Prokeristik VS. Kepemimpinan Melayani



Jika kita adalah seorang staf, pernahkah kita merasa dalam sebuah kepanitaan/acara/organisasi/komunitas yang kita berada di dalamnya berujar demikian “ kenapa yah kok pemimpin saya begitu banget, bossy, membosankan, kaku?” atau sebaliknya, jika kita adalah seorang pemimpin “Kenapa yah kok staf saya ngga mau nurut, ngga mau hadir kalo ada rapat, ngga antusias, sering izinnya ketimbang hadir atau kenapa yah kok rasanya di dalam tempt ini begitu monoton dan membosankan?” Jika ya demikian, maka kita harus cepat-cepat intropeksi diri. Apa yang salah dalam organisasi ini. Dan mungkin ini adalah dampak dari kepemimpinan prokeristik. Organisasinya jalan jika hanya ada bahasan proker atau target-target yang harus dicapai.

Tuhan telah memberikan hati pada setiap manusia dan Dia telah menanam cinta, kasih sayang, nafsu, perasaan, emosi dan  naluri di dalamnya, sehingga dalam keberjalanannya akan banyak dinamika dalam interaksi sosialnya. Kadang marah, sedih, bosan, gembira. Sesekali akan ada salah paham maksud/arti dari komunikasi yang diterima dari mata dan telinga. Sekali lagi, itulah manusia.

Jika kita diamanahkan untuk mengisi posisi pada suatu organisasi, maka perlakukankanlah orang-orang di sekeliling kita layaknya manusia. Bukan seperti robot yang hidup karena dikasih energi listrik atau batrai di dalamnya. Bukan seperti kambing yang bergerak ke suatu arah jika digembala. Bukan seperti sapi yang dijinakkan jika dipasang cincin pada hidungnya. Sekali lagi, bukan! Jika kita berada pada posisi pemimpin atau staff, maka ketahuilah ada hak manusiawi yang harus dipenuhi padanya. Entah sesekali bercanda, berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang sedikit santai, menyelipkan humor pada keberjalanan organisasi yang tentunya harus tahu kapan waktunya serius dan kapan untuk bercanda. Namun itu semua jangan sampai membuyarkan target organisasi yang telah ditetapkan bersama di awal. Kalau kata Once,”Sentuhlah dia tepat di hatinya.”

Jika kita ingin dipahamai orang lain, maka kita harus memulai untuk memahami orang lain. Bukan dengan banyak berbicara, tapi banyak mendengarlah kita akan mengerti orang lain. Kunci dari sebuah komunikasi yang efektif dan harmoni adalah adanya saling percaya satu sama lain. Jika seorang pemimpin atau siapapun kita jika  telah mencuri hati objek, maka kamu akan mendapati loyalitas atau setia mereka terhadap kita. Dan inilah yang saya sebut kepemimpinan melayani. Kta telah banyak memberi, maka kita akan mendapat.


Menurut John C. Maxwell (2008) kualitas pemimpin bisa dilihat dari kekuatan karakter, komitmen dan komunikasi. Kekuatan karakter dan komitmen ditandai dengan menyatunya perkataan dan tindakan. Jika kita masuk lagi, komunikasi dapat dilihat dari personal branding komunikasi yang apa adanya, otentik, tidak dibuat-buat dan tidak menipu orang. Namun perlu diperhatikan pula, di sini tidak ada yang tipe kepemimpinan salah dan benar. Semua akan bergantung dengan kondisi lingkungan dimana kita berada. Mungkin, ada saatnya menjadi pemimpin yang prokeristik dan ada saatnya menjadi pemimpin yang melayani. Semua kembali pada pilihan masing-maisng individu. Selamat bereksperimen :) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

7 Jenis Barang Laris Untuk Anak Boarding/Asrama/Pesantren

Siapa bilang kalo anak boarding itu gak bisa jualan. Salah besar kalo kamu berpresepsi seperti itu. Buktinya sudah banyak yang mencibanya dan berhasil. Sekarang giliran kamu. Untuk mengisi luang, ingin mencari pemasukan tambahan atau hanya sekedar menjalankan hobi, kamu bisa berjualan di lingkungan sekolahmu. Tapi..sebelum berjualan kamu harus mempunyai target pasar sehingga kamu mengetahui barang apa yang harus kamu jual. Baik, saya akan berbagi pengalaman kepada kamu barang apa saja yang kira-kira laku di lingkungan asrama/boarding. Ini berdasarkan pengalaman lho..  (sudah teruji)  1.   Jualan Makan Gopek-an Bagi pemula, kmau bisa mencoba berjualan makan ringan yang harganya murah, yang satuannya Rp. 500,- contoh barangnya seperti chocolates, Gerry, better, fullo, dll (bukan untuk promosi, Cuma contoh semata) jika kamu mengambil satu packnya ke agen makanan ringan, harganya kisaran Rp. 20.000,- dalam satu pack biasanya berisi 22 buah snack gopean. Walaupun unt...

Hey! Sangsaka Kita Berkibar di Port Said

Seperti biasa, pelabuhan Port Said, Mesir disibukkan oleh aktivitas buruh dan penduduk sekitar yang sedang sibuk mencari nafkah untuk keluarganya. Aku dibuat kagum oleh mereka pada saat gotong royong membatu satu dengan yang lain. Betapa semangatnya mereka walaupun terik terus menggigit kulit. Aku pun terus berjalan di pinggir lautan ini. Ketika kaki mulai terarasa letih, aku menyempatkan diri beristirahat di sebuah kedai kecil di pinggiran pelabuhan. Sambil menikmati awan biru, secangkir teh habis diteguk. Sesaat setelah membayar pesanan, masyarakat pelabuhan dihebohkan dengan kedatangan tamu yang tak diundang. Mereka berkerumun di sekitar dermaga. Aku bergegas kesana. Terlihat kapal Volendam milik Belanda melaju menuju gerbang Terusan Suez. Salah seorang dari buruh berlari ke dermaga sebelah sambil diikuti oleh beberapa temannya. Tanpa disangka, mereka, buruh yang beraliansi dengan 'Ikhwanul Muslimin' bergerak maju bersama para buruh yang lain menggunakan motor-m...

Kisah Bisnis Anak Kelas Lima SD, Berawal Dari Berjualan Buku

Kala itu aku duduk di bangku  kelas lima SD. Aku tergoglong siswa yang biasa-biasa saja.  Namun aku memiliki satu kegemaran yang sangat aku sukai, yaitu berbisnis. Bagiku, bisnis adalah permainan yang sangat menyenangkan. Karena kita mempromosikan produk yang akan kita jual kepada pembeli dengan gaya bahasa yang membuat mereka harus membeli produk kita. Tiap sore sehabis pulang sekolah, aku akan melanjutkan aktivitasku pada sore harinya di taman pelajaran Al Quran, biasanya disingkat dengan TPA. Pernah ketika lembaga yang ku ikuti ini mengadakan sebuah perlombaan yang mengasaha skill entepreneurship. Kita diberi waktu dalam satu bulan memasarkan buku Valentino Dinsi yang berjudul “Ajari Anak Bisnis Sejak Dini”. Beliau seorang entrepreneur yang cukup terkenal dengan buku pertamanya “ Jangan Mau Jadi Orang gajian Seumur Hidup” sekaligus  beliau juga sebagai founder Let’s Go Indonesia. Harga per bukunya Rp. 45.000 rupiah dan dari setiap penjualan kita akan mendapatkan ...