Dalam akhir hayatnya, semua
manusia akan merasakan penyesalan yang amat mendalam. Akan muncul pertanyaan-pertanyaan
mengapa saya tidak memaksimalkan waktu muda saya? Mengapa saya tidak beramal
lebih banyak daripada orang lain? Mengapa saya tidak belajar dan menghafal Al
Quran? Mengapa saya tidak pandai menjaga kesehatan? Mengapa saya tidak
berkonsribusi pada acara amal? Dan banyak lagi penyesalan demi penyesalan yang
pada akhirnya kita hanya bisa terpatung menunggu takdir atas masing-masing
kita. Rasanya hidup itu berjalan begitu saja tanpa menghasilkan suatu hal yang
berarti.
Dalam Al Quran disebutkan bahwa
orang-arang kafir ketika diadili oleh malaikat, mereka meminta kesempatan
kepada Allah agar dihidupkan kembali ke dunia dan berjanji akan beramal dengan
sebaik-baiknya. Seperti yang tercantum pada surat An Naba ayat 40 “…….Alangkah
baiknya seandainya dahulu aku jadi tanah.” Allah memperingatkan kita di
ayat-ayat yang lain.
Sekarang, bagaimana caranya agar kita
hidup dengan penuh semangat dan memaksimalkan waktu yang ada sekarang? Agar
tidak menyesal di akhir hayatnya….
Mari kita buat artificial
regret atau bisa disebut juga dengan mengadakan perasaan menyesal dini
(buatan). Bila manusia menghadirkan perasaan tersebut, maka ia akan selalu
mempertimbangkan bila dirinya sedang malas. Mereka akan berfikir apa yang akan
terjadi bila saya seperti ini.
Maukah kita bersusah-susah dahulu
sebelum kita merasakan kebahagiaan? Seperti pepatah mengatakan “berakit-rakit
ke hulu berenang-renang ketepian”. Dan perlu diketahui bahwa langkah kita saat
ini akan mempengaruhi kita di masa depan. Jadi, anggaplah hidup yang sekarang ini
adalah hidup yang kedua kali dan perbanyaklah bekal untuk kepulangan kita ke
akhirat.
Sekali hidup, hidup berarti
Komentar
Posting Komentar