Langsung ke konten utama

Horror Story Abt: Kedatangan Hantu Klien



Di sebuah komplek perkantoran tepatnya di  Wisma 46, Jakarta.

 “ Pak, kabar klien yang dari Surabaya bagaimana, mereka belum jawab tawaran kerja sama kita.”

Mark, temen  gue waktu kuliah S1 Bisnis Internasional di London. Sekarang dia menjabat sebagai Asisten gue di perusahaan ini, baru empat tahun tinggal di Indonesia sudah bisa berbahasa Indonesia fasih. Sudah lama  dia tertarik tinggal Indonesia karena makanannya yang lezat dan penduduknya  yang ramah tamah. Sekarang dia sedang berada di zona transisi keimanan dari Kristen ke Islam. Tiap pekan ia rajin berguru ke ustadz Abbas di Al Hikmah, Bangka .

“ Soal klien yang di Surabaya kita coba kontak lagi, tapi kalau tetap belum memberi respon penawaran sampai tiga hari ke depan  kita anggap tawaran kontrak batal. Ingat, kita lebih memproritaskan membantu  UKM kreatif  dengan produk  yang bermutu tapi membutuhkan pertolongan manajemen marketing untuk pemasaran produknya.” Ujarku menuntaskan pertanyaan Mark .

  Pak, saya punya saran. Bagaimana kalau perusahaan ini kita beri nuansa islami. Misalnya setiap pembelian produk yang berlabel Yahya ltd berarti konsumen telah mendonasikan 10% dari keuntungan pembelian produk untuk dunia Islam. Nantinya akan kita bentuk relasi dengan lembaga social seperti  Mer-C, KNRP, ACT dll”

Zahir, orangnya terlihat sederhana tapi ide-idenya brilian. Rasa sosialnya tinggi sehingga kami semua termotivasi dengan nilai kebaikan. Alhamdulillah, berkat rahmat Allah, perusahaan kami dinobatkan sebagai The Best Social Care Corporation oleh kementrian industry tahun yang lalu dan prestasi ini akan terus kami pertahankan ke depannya
.
 “ Bagus, saya suka ide Anda. Ini bakal menjadi sesuatu yang interest bagi konsumen muslim Indonesia  yang mana  penduduknya 80% beragama Islam.” Seru gue.

“ Son, berarti lu mesti tingkatin lagi layanan costumer carenya agar dapat menampung saran konsumen lebih banyak lagi”, tandas Fadel dari balik kursi kerjanya. Samson langsung mengancungkan jari jempol  dengan senyum setujunya.

Fadel, Kepala bidang Costumer care Ayyasy ltd. Blasteran Arab Makasar ini jenggotnya panjang, hidung mancung, dahi lebar dengan sorot mata yang dalam adalah orang paling sabar di perusahaaan ini. Seorang  pekerja perfect yang gila kerja.  Bahkan, tiap pekan pasti ada hari dimana ia lembur dan harus nginep di kantor.

“ Selanjutnya, proyek apa lagi yang akan kita tangani?” ,Cetus  Erik sang sanguinis.

Erik, Kepala Bidang Advertisement. Orangnya humoris. Kami sangat merindukan bayolannya saat suasana kerja mulai menegangkan. Biasanya ia melebarkanbibirnya ketikasedang berfikir sehingga selalu ada saja hal yang membuat kami tertawa tiap hari darinya.

“ Jadi proyek kita sekarang memasarkan produk sabun mandi berbahan herbal. Pabriknya berlokasi di Bekasi. Sayang kalo kita menyia-yiakan kesempatan ini. Produknya bagus, berkualitas tinggi, Cuma mereka kurang ahli dalam pengemasan. Cari design yang paling bagus dan menarik. Pasang billboard di tempat yang strategis. Jangan sampai  klien kita membatalkan kontraknya. Berikan kepercayaan pada mereka kalo perusahaan kita itu  professional .  Yakinkan  mereka. Saya rasa  rapat kita hari ini cukup sampai di sini.”

‘’ Baik pak ! ‘’ seru Tim Yahya ltd kompak.

Gue Ilyas, CEO Yahya Group. Pengelola perusahan yang bergerak di bidang pemasaran aneka produk buatan dalam negeri  , ya setaralah dengan Unilever .  Suasana kantor sangat friendly. Kalau ada acara formal, mereka sangat menghormati gue sebagai atasan, tapi kalo sudah di luar, kita kembali seperti teman. Gue punya cita-cita untuk memberdayakan ekonomi ummat Islam, membantu mereka yang kesusahan dan berharap  bangsa dapat mandiri dengan produknya sendiri dan inilah kami sebuah tim yang solid.
‘’Woi sob, ngeteh dulu yuk ! ‘’ ajak gue.

“Ayo!”

Ruang rapat pun mulai lenggang. Para peserta meeting keluar satu per satu. Setelah diskusi cukup lama, kami melepas penat dengan minum teh bersama sambil bercengkrama di ruang utama. Meeting hari ini berjalan baik. Semoga plan kita berjalan sesuai target.

Suara telepon terdengar dari ruang recepsionis. Beberapa saat kemudian gue  diberi tahu bahwa ada klien yang ingin bertemu.

“Oke, temen-temen gue duluan. Ada tamu sedang nunggu.”

“Oke bos.” Sambar Erik dengan gelagak humornya.

Berjalan tegap menuju ruang  tamu. Membuka ganggang pintu dengan perlahan.

“Assalamu’alaikum  Pak Ilyas. Senang bisa bertemu dengan Anda. Perkenalkan saya Handoko Dwi Purwo owner  PT. Sumber Hadya Makmur.” Sapa sang tamu ramah.

‘’Oh, saya Ilyas. Silahkan duduk pak. Ya, ada apa pak?’’

‘’Begini pak, maksud kedatangan saya kesini ingin memastikan soal kontrak  kerjasama kita.” Tuturnya.


“Oh soal itu, insha Allah besok kami akan mengutus tim peninjau ke lokasi pabrik sabun herbal bapak. Setelah itu, baru kita memasuki tahap berikutnya. Lokasinya di Bekasi kan pak?’’ tanyaku.

“Oh bukan, alamatnya sudah pindah. Itu alamat lima tahun yang lalu. Sekarang pabriknya berlokasi di Subang.”

‘’Oh, rupanya sudah pindah. Baiklah saya akan beri tahu kepada tim peninjau.’’

‘’Terima kasih atas perhatiannya. Saya mohon pamit undur diri.”

‘’Ya, sama-sama. Oh ya pak, besok kami akan menuju lokasi sekitar pukul enam dari Jakarta.”

Ternyata yang datang itu klien pabrik sabun herbal yang akan mengadakan kerjasama dengan perusahaan kita. Gue langsung mengabarkan hal ini kepada tim.

“ Rik, del, semuanya sini. Kita ngumpul bentar.” Ajak ku.

“Ada apa yas?”  Tanya Zahir dengan muka gusar.

“Jadi begini, tolong audit data-data klien sabun herbal dan besok kita akan melakukan peninjauan tempat. Sekarang kita bagi jobdesk. Lu, Fadel sama Mark, besok berangkat sama tim untuk melakukan peninjauan lokasi. Erik sama Zahir bantu gue buat analisis produk. Dimengerti?”

“ Siap dimengerti” semua kompak. Kaya anak-anak akmil mengatakan siap pada komandannya.

‘’Sebelum kita bergerak, kita yel-yel dulu dong. Yahya ltd….. bisa ! bisa ! Allahuakbar ! ‘’

Begitulah bentuk kesolidan kami sebagai tim. Sebelum memulai sebuah proyek kerja, kami selalu meneriakkan yel-yel. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesolidan dan memberi semangat kepada anggota tim.

 Keesokkan harinya, matahari menyambut kami  dengan memancarkan sinarnya yang hangat. Suara kicauan burung meramaikan hangatnya pagi. Udara bersih segar dihirup. Belum banyak orang bepergian pagi ini. Sambil memutar  radio, Toyota Altis hitam meluncur cepat di jalan protocol.

Alhamdulillah sampai juga, gue sapa Pak Ali, security kantor yang selalu waspada menjaga kantor semaleman.

“Pagi pak’’ sambil memberikan senyuman terbaik yang gue miliki.

Kantor masih sepi, baru gue seorang yang hadir di sini. Mark, Zahir, Fadel belum terlihat batang hidungnya begitu juga dengan Erik. Gue menyalakan lampu  dan langsung menuju ruang kerja. Beberapa menit kemudian, barulah mereka datang.

“Rik, kok Fadel sama Mark belum datang ya, biasanya tuh orang datang pagi.” Tanya gue pada Erik.

“Yas, lu lupa, mereka kan sudah berangkat ke Subang buat peninjauan lokasi pabrik sabun herbal.” Ujarnya.

“Oh, iya gue lupa. Jam delapan mereka harus sampai di sana. Semoga  rombongan gak kenapa-napa di jalan”

‘’Aminn ‘’                                                                                                                                                                              

‘’Oke, langsung aja kita buat analisis prodak. ‘’

Kami pun mulai bekerja. Menganalisa data dampak pasar. Gue melihat grafik kurs dolar yang merosot tajam dari level dua ke level minus satu beberapa hari terakhir. Angka ini terlihat memprihatinkan. Kalau hal ini terus berlanjut, perekonomian nasional akan menerima dampaknya. PHK besar-besaran akan terjadi di mana –mana. Tapi, semoga hal ini tidak terjadi.

‘’ Hir, lu udah dapet kabar dari tim peninjau belum?” Tanya gue pada Erik.

“Belum, mereka belum ngabarin gue. Coba aja lu yang kontak mereka.’’ Jawab Erik yang  terlihat sibuk di meja kerjanya.

Belum lagi gue menarik napas, handphone gue bergetar. Ada panggilan masuk yaitu Mark.

“Gimana sob tinjauan lapangan?” Tanya gue antusias

Dengan nada kebingungan Mark bertanya balik, “ Alamatnya di Jalancagak kan no. 222 kan?”

“Ya”

“Gue heran, kok di sini gak ada apa-apa. Cuma rumah kosong bekas kebakaran Sepertinya sudah lama terjadinya. ‘’

‘’Ah, yang bener lu. Entar, gue buka email dulu. ‘’ sesegera mungkin gue mengambil tablet dan membuka email. Melihat alamat yang diberikan Pak Handoko owner PT. Sumber Hadya Makmur itu.

‘’Di sini bener kok, alamatnya Jalancagak no.222, Subang. Coba  lu kirim gambarnya ke gua.’’

Mendengar kabar itu, gue setengah percaya setengah tidak percaya karena owner PT. Sumber Hadya Makmur sendiri yang datang ke kantor kemarin siang. Alis gue naik sebelah. Mark pun mengirimkan foto lokasi untuk meyakinkan gue. Ternyata benar apa yang Mark, rumah kosong.

“ Bawa tim balik ke Jakarta, kita bahas segera  persoalan ini” suruh gue.

Pukul 14.00 WIB, Jakarta

Tim peninjau pun sampai di kantor dengan muka lesu. Terlihat dari raut wajah mereka sangat keletihan setelah menempuh perjalanan Jakarta-Subang. Gue, Mark, Fadel, Zahir, dan Erik berkumpul di ruang sofa, membahas persoalan ini.

“Gimane perjalanannya, mantep?’’ Tanya Erik dengan wajah menyindir.

“Mantep, jauh bener, untung supirnya hebat, ngebut terus, jadinya perjalanan terasa cepat.” Ungkap  Fadel.

“Yas, gue rasa ada yang aneh dengan proyek kali ini. Masa kita hanya menemukan rumah kosong bekas kebakaran. Gue curiga sama orang yang datang ke kantor kemarin siang. Menurut lu gimana? Ujar Mark.

“Iya sih, gue ngerasa hal yang sama. Data-data yang gue kasih lu pada sudah sesuai dengan data-data yang gue terima melalui email. Di sini PT. Sumber Hadya Makmur merupakan sebuah pabrik yang mengelola sabun herbal dan berlokasi di kabupaten Subang. Tidak ada yang salah dengan data-data ini.” Jawab gue sambil tangan membentuk pistol di dagu.

Semua diam, hening dalam kebingungan.

“Oh iya, tadi gue nanya ke warga sekitar, katanya  dulu ada pengusaha sabun herbal Bekasi yang memindahkan pabriknya ke Subang, tepatnya Jalancagak. Pabriknya memang terkenal bagus. Hanya saja dia belum bisa memasarkannya ke daerah-daerah. Alhasil produknya hanya beredar di sekitar kampung. Belum satu bulan usaha sabun herbal itu berjalan, warga resah karena sabunnya membuat penyakit kulit nanahan pada kulit warga. Akibatnya warga berdemo dan membakar  seisi pabrik beserta pemiliknya yang sedang berada di ruangan dan ia bernama Handoko Dwi Purwo.” Terang Mark panjang lebar.

Suasana makin tegang. Semuanya memasang wajah heran dan berkerut. Kami semua mempertanyakan  kedatangan tamu kemarin siang.

 ‘’Tapi, tadi pagi gue masih berbincang dengan klien kita, membahas soal peninjauan yang dilakukan di pabrik sabun herbal itu.” Terang gue.

Semua saling berpandangan. Suasana pun makin tegang. Bulu kuduk gue jadi merinding.,

“Jadi siapa dong yang datang kemaren siang? Jangan-jangan…….??”       

Peristiwa itu menyimpan banyak pertanyaan dalam benak pikiran kami. Hingga saat ini misteri itu belum terungkap mnegapa hantu klien sabun herbal itu datang ke kantor kami.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

7 Jenis Barang Laris Untuk Anak Boarding/Asrama/Pesantren

Siapa bilang kalo anak boarding itu gak bisa jualan. Salah besar kalo kamu berpresepsi seperti itu. Buktinya sudah banyak yang mencibanya dan berhasil. Sekarang giliran kamu. Untuk mengisi luang, ingin mencari pemasukan tambahan atau hanya sekedar menjalankan hobi, kamu bisa berjualan di lingkungan sekolahmu. Tapi..sebelum berjualan kamu harus mempunyai target pasar sehingga kamu mengetahui barang apa yang harus kamu jual. Baik, saya akan berbagi pengalaman kepada kamu barang apa saja yang kira-kira laku di lingkungan asrama/boarding. Ini berdasarkan pengalaman lho..  (sudah teruji)  1.   Jualan Makan Gopek-an Bagi pemula, kmau bisa mencoba berjualan makan ringan yang harganya murah, yang satuannya Rp. 500,- contoh barangnya seperti chocolates, Gerry, better, fullo, dll (bukan untuk promosi, Cuma contoh semata) jika kamu mengambil satu packnya ke agen makanan ringan, harganya kisaran Rp. 20.000,- dalam satu pack biasanya berisi 22 buah snack gopean. Walaupun unt...

Langkah-Langkah Menjadi Technopreneur

Buat kaum muda, jangan heran kalo sekarang orang-orang pada susah cari kerja. Soalnya jumlah lapangan kerja sudah tidak mampu menampung jumlah populasi penduduk yang kian bertambah. Sekedar informasi, kemajuan sebuah Negara itu dipengaruhi minimal dengan 2% entrepreneur . Saatnya kita beralih dari pencari kerja menjadi pencipta kerja. Tentunya dengan memanfaatkan teknologi modern kini. Berikut langkah-langkah untuk menjadi Technopreneur: 1. Pahami teknologi, seiring pesatnya perkembanganan teknologi, kita harus memahami penggunaan teknologi khususnya dunia maya. Dengan menggunakan internet, orang akan lebih mudah memasarkan barang dagangannya karena setiap harinya ada jutaan pengunjung internet. Sebagai contoh situs yang berselogan The large Indonesian Community, Kaskus. Dengan internet, orang bisa memasarkan barang ke seluruh penjuru tanpa harus mendatangi satu persatu. Cukup mudah bukan? 2. Kenali pasar, dalam berbisnis juga kita harus tau siapa yang akan membeli barang...

KEMBALI BANGKIT

Sumber gambar:  https://www.the1thing.com Manusia adalah ciptaan Tuhan yang sempurna. Ia bisa lebih mulia dari malaikat. Bisa pula lebih hina dari binatang. Padanya terdapat akal dan hati untuk berpikir dan merenungi sesuatu. Kadang bersemangat, kadang pula malas. Ya, itulah manusia, makhluk yang sewaktu-waktu dapat berubah keadaannya. Menjadi baik, pun sebaliknya, menjadi buruk. Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita sering   melihat kejadian tersebut pada orang-orang di sekeliling kita. Suatu ketika, ia bisa begitu bersemangat ketika mengerjakan sesuatu, namun bisa malas untuk menyelesaikannya. Bisa jadi hal tersebut tidak jarang terjadi pada kita. Adapun perubahan kondisi manusia bukan tanpa sebab. Menurut IDN Times, hilangnya semangat atau motivasi disebabkan oleh beberapa hal berikut; merasa tidak ada progres yang baik, terlalu fokus sama kesalahan, takut gagal, bekerja terlalu keras, kebiasaan menunda-nunda, dan membandingkan diri sendiri dengan orang lain...