Berawal dari membaca buku dan menonton video Bong Chandra
saat SMA, saya semakin suka dengan dunia bisnis. Saya bermimpi, bisa berjabat
tangan, foto-foto sama pengusaha nasional dan internasional, ikut forum bisnis
mereka suatu saat nanti.
2016, setelah saya keluar dari ruangan symposium Thammasat
University, Bangkok, dalam hati saya nyeletuk, kalau saat ini ke luar negeri
jadi peserta, suatu saat harus bisa jadi pembicara. Setelah balik ke Indo, saya
pun tempel kertas bergambar pembicara dengan audiensnya di dinding kamar saya. Di
bawahnya saya tulis, awal 2019.
2017, beberapa bulan setelah saya belajar konsep bisnis
Enagic yang telah merubah pola piker saya, ada suatu momen yang tidak saya
lupakan. Selama 6 bulan itu, saya sering dapat gunjingan, ejekan, bahkan
hinaan. Salah satunya adalah meme dengan gambar saya bertuliskan “Seminar
Nasional Dahsyat!”, semua itu saya telan saja. Dan dalam hati, amin Ya Allah..
saya pun print kertas bergambar pembicara dengan jumlah audiens yang banyak,
saya Tulis di bawahnya, pertengahan 2019.
Dan banyak gambar mimpi-mimpi beserta waktunya yang saya
print, dan tempel di dinding kamar. Mereka yang menyambut pagi dan mengantar
malam saya, yang penyemangat hari-hari perjuangan saya.
Dari langit ketujuh Ia berfirman, “ASTAJIIBUU DU’AKA..”
Awal 2019, tepatnya setelah KKN di Papua, saya melanjutkan
perjalanan ke negeri impian saya, Turki! Bukan untuk jalan-jalan saja, tapi menjadi
pembicara di Kota Sakarya, acara PPI Sakarya, dan membuka jaringan bisnis baru
sekaligus survey S2.
Pertengahan malam Papua, saya menerima pesan dari pembeli
buku LBA20, yang saya tidak kenal sebelumnya. Ia meminta kesediaan saya untuk
menjadi pembicara MEC JKT. Sempat saya katakan padanya, tolong cek lagi,
pertimbangkan kembali. Karena kalau di lihat dari konsep acara, dan
pembicara-pembicara lainnya, saya sangatlah jauh di antara mereka.
Setelah beberapa hari melakukan pertimbangan, saya pun
menyatakan ketersediaan. Bismillah. Dan tepat pada 13 Juli 2019, karena
kekuasaan-Nya, saya berdiri di panggung utama Balairung UI. Allahu akbar!
Saya tambah salut lagi, karena panitianya datang dari
berbagai daerah di Indonesia. Bahkan ada yang dari luar pulau Jawa. Ada yang selepas acara
langsung pulang ke kota asalnya naik kereta. Pembicaranya pun bahkan ada yang
datang dari luar negeri. No fee any more. Kami datang dan pergi menggunakan
kocek kami sendiri.
Hari yang luar biasa, ketika saya bisa melihat ribuan pasang
mata, berbagi inspirasi, berjumpa dengan kawan baru, mengajak orang tua, keluarga, dan teman duduk di kursi VVIP. Makan siang
bersama para pembisnis hebat Indonesia. Ah, dasar bocah beruntung! Hebat kagak!
Sekali lagi, lu cuma beruntung!
Maka, hikmah yang dapat diambil dari cerita singkat ini
adalah,
Ketika mengajukan harapan pada Tuhan, maka
sungguh-sungguhlah. Ajukan yang besar, dan sertakan waktunya. Ketika Dia
melihat kita sudah pantas, maka Ia kabulkan harapan kita. dan jangan kira, semua
itu murah. Tidak! Sesuatu yang besar pasti ada pengorbanan di sana, istilahnya
sering disebut opportunity cost. Sama
seperti saya. Baik itu dalam prosesnya maupun ketika hari H harus meninggalkan
sesuatu yang besar pula.
Menjadi pembicara Nasional termuda di MEC JKT, bukan karena
saya hebat atau tajir melintir seperti pembicara lainnya. Bukan! Kalau di lihat
dari alur singkatnya, semata-mata karena kekuasaan Allah SWT. Saya hanya
beruntung. Padahal tidak sedikit anak muda yang saya temui hari itu lebih hebat
daripada saya. Jujur, saya malu dan minder. Jangan pernah kagum sama diri yang
masih cupu ini, karena kemuliaan akan saya kembalikan kepada Allah SWT,
satu-satunya tempat mengeluh dan meminta saya. Saya hanya mengikuti proses-Nya.
And the last not least, HATERS NEVER WIN. WINNERS NEVER HATE! DO IT THE SAME
THING TO ME AGAIN, AND MY BEAST INSIDE WILL REACT MORE! I LAV U ALL! THANK YOUR
FOR GREAT STORY AND OPPORTUNITY! JUST LEAN EVERYTHING ON GOD. LET GOD'S HANDS ACT TOO. LET’S GIVE THE BEST FOR THE NATION!
Komentar
Posting Komentar