Sumber poto: https://blog.amartha.com
Apakah definisi rezeki dan uang berbeda?
Tentu! Jelas berbeda!
Rezeki adalah segala sesuatu yang dapat kita nikmati
walaupun kita tidak memilikinya. Contohnya seperti, makan makanan mahal, dapat
fasilitas naik mobil mewah, hadiah baju bagus, dan sebagainya. Dalam kasus
lain, kita telah membeli makanan. Namun, kita tinggalkan sebentar karena ada
suatu urusan. Sayangnya, ketika kembali, makanan tersebut sudah diambil teman
kita. Akhirnya, kita tidak jadi memakannya. Itu namanya bukan rezeki kita. Tapi
tenang, rezeki setiap makhluk telah dijamin oleh Allah SWT. Bunyi dalilnya, “……
dan tidak satu pun makhluk bergerak di bumi melainkan dijamin Allah rezekinya” (Surah
Hud, ayat 6).
Adapun uang, ia berbeda dari definisi
rezeki. Uang bisa didapat dari bekerja pada orang lain, berdagang atau pun
berbisnis. Di sini, saya tidak menjelaskan detail mengenai definisi uang secara
harfiah dan terminologi. Saya ingin membahasnya dari sudut pandang.
Bagi kebanyakan orang beranggapan bahwa
menjadi manusia kaya raya dan berkemakmuran adalah mitos dan kebanyakan di
antara mereka menjadikan kaya raya hanya sebagai pilihan dalam hidup, bukan
kewajiban. Sudah bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan pribadi adalah cukup. Maka,
dalam keberjalanannya tidak heran bila mereka bisa berhenti atau bahkan tidak
memilih pilihan menjadi kaya raya. Beda halnya, ketika seseorang menjadikan
kaya raya dan keberlimpahan sebagai kewajiban, maka cepat atau lambat ia akan
sampai pada tujuannya. Tinggal mereka menemukan kendaraan yang tepat untuk
mengantarkan dirinya ke setiap tujuan dalam hidupnya.
Uang statusnya lebih rendah dari
manusia. Ia terbuat dari kertas, kertas terbuat dari kayu, kayu terbuat dari
pohon. Dalam hal ini, jelas, manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling
sempurnya. Ia memiliki akal, dan anggota tubuh yang sempurna. Namun bodohnya
manusia adalah ketika mereka meletakkan posisi uang berada di atasnya. Padahal
setiap mereka telah mersaksi dan mengimani bahwa Tuhan adalah Maha Besar, Maha
Kuasa, Maha Agung. Mungkin sebagian pembaca kurang menyetujui pernyataan ini.
Tapi, inilah kenyataannya dimana banyak manusia siap menggadaikan segalanya
demi uang.
Maukah kita meletakkan logika dan uang
ke serendah-rendahnya posisi?
Dan kita meninggikan setinggi-tingginya
Tuhan dalam hidup?
Jadilah sekaya mungkin..
Bantulah sebanyak orang..
Dan berhati-hatilah menggunakna cara
pandang terhadap uang!
Komentar
Posting Komentar