Tell me, so I know. Just tell how you feel, don’t let me think negatively. I do not need your Yes or your No, I just need your response, no matter how fast or slow it is, whether it's sweet or not, you just tell me. Let me know how’s your feeling. Wait.. I don’t know if all of you can digest well what I mean, so let me tell you what I should do for you..
Pernahkah kamu berpikir kenapa seorang bayi yang baru keluar dari perut ibunya harus menagis? Dan jika tidak menangis maka dokter akan memukul sang bayi agar menangis. Jawabannya adalah karena hal tersebut merupakan respon alamiah tubuh si bayi dimana tubuh bayi akan menemukan "lingkungan" baru yaitu dunia luar. Adapun penyebab mengapa sang bayi tidak menangis terdapat banyak hal, penyebab yang paling sering adalah terdapatnya sumbatan pada saluran nafas. Dan bayangkan jika saluran pernafasan bayi tersumbat dalam kurun waktu yang lama tanpa ada penanganan serius, saya rasa kamu akan tahu akhir ceritanya. Kesimpulannya adalah manusia di sekitar bayi tersebut butuh respon, butuh tahu bahwa bayi dalam keadaan baik-baik saja.
Berbicara respon, ini mengingatkan saya pada masa kecil saya, ibu saya yang menceritakannya. Saat itu ibu saya cemas bukan main karena saya yang hampir berusia 2 tahun tidak kunjung berbicara. Heran, karena hal tersebut jarang terjadi pada anak-anak umumnya. Akhirnya ibu membawa Ayyasy kecil ke dokter untuk direkam isi otaknya. Kala itu ibu saya benar-benar cemas. Syukurnya kecemasan itu tidak berlarut lama. Dokter menyampaikan kepada ibu saya bahwa sebentar lagi anaknya akan ngomong terus. Sekarang dia lagi ngerekam dulu. Mendengar cerita tersebut saya pun langsung terkekeh. Ibu pun demikian, yang mengenang kisah Ayyasy kecil tersebut. Dari sini saya belajar, bahwa yang namanya respon adalah penting.
Pernahkah kamu mengalami dalam grup organisasi dimana ada seorang yang bertanya tapi seisi grup tak satu pun menjawab. Entah itu dia menanyakan alamat jalan, cara menjalankan sesuatu, menanyakan tanggal kumpul, keputusan rapat sebelumnya dan sebagainya. Saya rasa kebanyakan anak organisasi pernah merasakan hal demikian. Haha. Antara mau tertawa atau menangis. Entahlah. Biarkan itu menjadi cerita klasik yang membawa pelajaran bersama. Di sini, saya tidak akan mempermasalahkan alasan mengapa orang tersebut bersikap demikian. Entah karena belum bisa jawab, karena dalam perjalanan, kepencet personal message nya, keypad jebol, atau apalah. Namun, yang menjadi perhatian kita bersama adalah bukan lama atau cepatnya membalas sebuah pertanyaan. Melainkan respon yang diberi terhadap pertanyaan yang membutuhkan jawaban. Jika belum mampu untuk menjawabnya, bisa katakan padanya “Nanti akan kujawab.”, “Entar yah.”Sepele memang, namun dari hal yang sepele tersebut dapat membawa pada dampak yang besar, yaitu komunikasi yang rusak antar anggota. Ketika kamu memilih diam, maka kamu membiarkan orang lain berpikiran negatif terhadapmu, ujar mas Kukuh.
Jadi, di akhir tulisan ini, saya mengajak kita semua untuk berbenah, khususnya saya pribadi. Berilah respon apapun itu bentuknya kepada kawan kerja kita, bukan mendiamkannya. Karena ketika kita mendiamkannya, kita telah “mematikan” perhatiannya. Kalau dalam hukum Newton ketiga: ada aksi, ada reaksi. Se-mes-ti-nya... Dan tentu komunikasi organisasi kita tidak mau menjadi buruk bukan? Oleh karena itu, mari jaga komunikasi tim kita. Sesederhana itu, jika kau menyadarinya. Tell me, So I know...
Referensi:
Alodokter. (2016, 26 April). Bayi Tidak Menangis Saat Lahir. Diperoleh 21 Juni 2017, dari http://www.alodokter.com/komunitas/topic/bayi-tidak-menangis-saat-lahir
Komentar
Posting Komentar