Ngomong-ngomong tentang wanita, ini merupakan topic menarik
untuk diperbincangi. Kalo dikalangan anak boarding school, ini merupakan
senjata pamungkas penghilang rasa ngantuk di kelas. Betul kan? Ayo jujur!J
Ane yakin setiap penciptaan itu ada pasangannya. Ada kanan dan
ada kiri. Ada maju ada mundur. Begitu pun dengan kita, ada laki-laki ada juga
perempuan. Dua makhluk ini saling membutuhkan. Iya dong, kalo ngga ada
perempuan, mana ada laki-laki. Begitu pun sebaliknya. Kalo dalam istilah
ekonomi, ini disebut barang komplementer sekaligus ini sudah menjadi sunnatullah.
Ehmm.. by the way, sobat muslim pernah mengalami penyakit
merah jambu alias perasaan jatuh cinta sama seseorang? Atau sedang
mengalaminya? Atau…bahkan pernah mencoba mendekati si “dia”. Kalo yang sudah
mengalaminya, itu menjadi beautiful past memory tapi kalo yang
sedang mengalami, ciiee lagi PDKT.
Di sini ane bakal ngebahas selera, karena Pria.. Punya Selera. Kaya iklan di tv
gitu. Untuk itu ada dua klasifikasi wanita. Mau tau? Lanjutin bacanya ya!
Klasifikasi pertama itu namanya cewe. Tipe ini murni
wanita. Tapi dia itu belum ngerti sama yang namanya “aurat”. Dia itu ibarat
buah jeruk. Manis sih. Tapi buah jeruk itu kalo dijual pedagang kaki lima
umumnya si pembeli itu mencobanya terlebih dahulu, dicium-cium,
dipegang-pegang, dilempar-lempar dulu. Baru kalo si pembeli merasa pas dengan
keinginannya maka ia akan membayar buah ke si pedagang dan membawa pulang. Gitu
analoginya, secara spesifik, dia itu belum pake atau bahkan emang ngga pake
jilbab. Yang lebih mirisnya lagi ada sebagian mereka yang rela “dinikmati” oleh
publik. Maksudnya dia itu jadi bahan tontonan, lyaknya artis-artis yang
pakaiannya ahay-ahay atau jadi barbie doll, maksudnya pacaran. Kalo
klasifikasi ini kaya begitu, bagaimana ia paham akan nilai agama? Bagaimana ia
bisa mendidik anak keturunannya dengan pendidikan islami.
Klasifikasi kedua itu namanya akhwat. Yang ini agak
special. Tipe ini murni wanita juga. Keberadaannya itu ngga sebanyak tipe
pertama. Dia itu ibarat durian. Ya, ibarat durian. Tau durian kan? Tau dong.
Buah ini kalo dijual sama pedagang ngga sembarang dipegang, dicium, dan
boro-boro dilempar-lempar oleh sang pembelinya. Yang ada pembelinya ngga banyak
main-main dengan durian karena hati-hati akan durinya. Sang pembeli akan
mengatur jarak dangan menunjuk kea rah buah itu untuk memesan. Ketika sudah
yakin, barulah sang pembeli membayar dan membawa pulang buah durian itu. Secara
spesifik, dia itu selalu menutup auratnya, benar-benar menjaga dirinya, baik
dalam ucapannya, dan masih banyak lagi. Yang jelas jika nte telah menjadi
pendampinganya, beban yang berat akan hilang seketika ketika nte udah ngeliat
“dia”(keterangan ini berdasarkan orang yang sudah menikah yang tidak disebutkan
namanya)
Buat sobat muslim itulah dua klasifikasi wanita secara umum.
Nah, kita kan sudah tau. Sekarang tinggal kita mengukur kepantasan kita untuk
memilih. Apakah kita mau buah jeruk atau buah durian yang dari segi harga saja
durian lebih mahal? Itu terserah ke pribadi masing-masing.
Allah Swt beerfirman dalam surat An Nur ayat 26 yang
terjemahannya sebagai berikut:
“Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan
laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan
perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang
baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa
yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia
(surga).”
Well, kita ngga mesti ngejer-ngejer seorang wanita yang menurut kita itu baik
dan pas buat kita. Apalagi ngejernya yang tidak masuk akal (ya tau sedirilah).
Terus gimana kalo
temenan sama lawan jenis. In this case, temenan sih biasa selama itu
baik. Perhatikan juga niatnya. We can share anything we have each other or
even we discuss something. Karena ilmu itu didapat dari siapa saja. Betul?
Mau muda mau tua. Mau kaya mau miskin. Bahkan mau pria maupun wanita. Selama
itu baik dan tidak mengarah ke hal yang negative, I think it’s ok. Yang pentingniatnya
dan.. kita ngga mesti tergesa-gesa amat
untuk mengejarnya.
Terakhir, sobat muslim mesti hati-hati dengan keindahan
wanita. Kelemahan pria itu ada pada matanya. Jadi jangan gampang “tergila-gila”
akan wanita. Sebab bisa jadi dia akan memberikan efek negative pada diri kita. Biarlah
waktu dan kepantasan akan menjawab semuanya. Lagi pula sumuanya kan sudah
termaktub di lauhil mahfudz. Sekarang tugas kita adalah belajar dan mempersiapkan
kepantasan diri kita. Perbaiki pula selera kita dan apabila semua sudah siap,
maka bismillah, ijab qobul pun harus dilaksanakan. Ingat! Harus itu!
Komentar
Posting Komentar