“ya.. cita-cita kamu jadi apa Jhony?” tanya bu guru kepadaku.
” hmm… aku mau jadi dokter bu guru ! ” sahutku dengan penuh semangat.
”kalo kamu apa Tohny ? ” sang guru bertanya kepada teman yang duduk di sebelahku.
”aku mau jadi astronot bu !” jawabnya dengan penuh semangat.
Hal serupa bu guru lakukan kepada seluruh anak muridnya yang sedang melingkar bersamanya. Ya…itulah memory yang terbesit dalam pikiranku, dua belas tahun silam ketika aku masih menginjak taman kanak-kanak.
Begitu riangnya kehidupan kanak-kanak. Dipenuhi dengan pengalaman suka ria di ‘sekolah’ TK. Selalu semangat, penuh optimisme ketika mengungkapkan cita-citanya. Akan tetapi waktu terus berputar. Zaman silih berganti. Melihat begitu cepat pekembangan zaman hingga tak terasa aku sudah di bangku SMA. Sungguh, waktu berjalan begitu cepat. Kini aku harus memutuskan arah jurusan kuliahku? Aku akan menjadi apa lima tahun ke depan. Jadi dokter, pegawi atau…. Ah, Mengapa jadi bingung seperti ini? Kini, begitu susah menjawab pertanyaan itu, tak segampang ketika masih kanak-kanak.
” hmm… aku mau jadi dokter bu guru ! ” sahutku dengan penuh semangat.
”kalo kamu apa Tohny ? ” sang guru bertanya kepada teman yang duduk di sebelahku.
”aku mau jadi astronot bu !” jawabnya dengan penuh semangat.
Hal serupa bu guru lakukan kepada seluruh anak muridnya yang sedang melingkar bersamanya. Ya…itulah memory yang terbesit dalam pikiranku, dua belas tahun silam ketika aku masih menginjak taman kanak-kanak.
Begitu riangnya kehidupan kanak-kanak. Dipenuhi dengan pengalaman suka ria di ‘sekolah’ TK. Selalu semangat, penuh optimisme ketika mengungkapkan cita-citanya. Akan tetapi waktu terus berputar. Zaman silih berganti. Melihat begitu cepat pekembangan zaman hingga tak terasa aku sudah di bangku SMA. Sungguh, waktu berjalan begitu cepat. Kini aku harus memutuskan arah jurusan kuliahku? Aku akan menjadi apa lima tahun ke depan. Jadi dokter, pegawi atau…. Ah, Mengapa jadi bingung seperti ini? Kini, begitu susah menjawab pertanyaan itu, tak segampang ketika masih kanak-kanak.
Sobat muda
Tak jarang ketika seseorang masih menginjak masa kanak-kanak, ketika ditanyakan cita-citanya seperti apa, mereka akan menjawab ada yang ingin menjadi dokter, astronot, pilot, dll. Naik ke jenjang selanjutnya, SD, ketika ditanya cita-cita, yang tadi menjawab dokter kini ingin mejadi pesepak bola alasannya karena ingin seperti Ronaldo yang jago mengolah bola dan banyak penggemarnya, fotonya sering dipajang di kios-kios,iklan- iklan, dan tempat-tempat lainnya. Yang tadinya menjawab astronot, kini berubah ingin menjadi master chef alasannya karena ingin seperti mas-mas di acara telefisi master chef. Yang menjawab pilot juga berubah, kini ia ingin menjadi seorang pembalap seperti Valentino Rossi dan seterusnya pertanyaan yang sama dijawab dengan jawaban yang selalu berubah ubah seiring naiknya jenjang pendidikan. Itulah anak kecil, yang masih semu dengan cita-citanya. Ia selalu tergantung dengan apa yang ia lihat dan lingkugan sekitarnya. Bila lingkungannya merah, maka ia akan merah. Bila lingkungannya biru, maka ia akan biru.
Sobat Muda
Perlu kita ketahui, setiap kita harus memiliki tujuan yang jelas. Sehingga apa yang kita lakukan akan berarah terhadap goalnya. Harus tau alasan mengapa kita mengamabil jalur ini. Jangan mudah terpengaruh dengan lingkungan sekitar. Kita memiliki waktu yang terbatas untuk mewujudkan cita-cita kita. Bila kita masih SMP, kita akan memilih SMA mana yang akan kita masuki. Bila kita kelas sepuluh, jurusan apa yang akan kita ambil di kelas sebelas. Bila kita kelas sebelas, bangku kuliah apakah yang akan perebutkan. Sekali lagi, tujuan itu harus jelas, jangan sampai kita menjadi bingung dan menyesal di masa depan. Mulai sekarang, temuilah tujuanmu, apa keahlian yang kamu miliki, dan seberapa konsistenkah kamu terhadap cita-citamu?
Komentar
Posting Komentar